Ekstrak dari Chondrus crispus diketahui memiliki sifat antimikroba dan kandungan antioksidan yang dapat membantu tubuh melawan stres oksidatif, menurut sebuah tinjauan ilmiah pada tahun 2024.
“Lumut laut kaya akan antioksidan dan polifenol—senyawa yang membantu melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif penyebab penyakit,” kata Danielle Gaffen, ahli gizi bersertifikat yang berbasis di San Diego.
Sebuah studi pada 2021 juga menemukan bahwa Chondrus crispus dari Laut Merah mengandung tanin, flavonoid, dan fenol—komponen yang memiliki efek antioksidan sekaligus antiinflamasi.
Selain itu, lumut laut juga dipercaya dapat mendukung kesehatan saluran pencernaan, terutama karena mengandung serat dan prebiotik. “Lumut laut berpotensi membantu kesehatan usus karena merupakan sumber serat yang baik,” ujar Nicholas Generales, dokter spesialis pengobatan keluarga di Los Angeles.
Gaffen menambahkan bahwa lumut laut yang belum diolah masih mengandung serat prebiotik. “Serat prebiotik ini bisa ‘memberi makan’ bakteri baik dalam mikrobioma usus kita,” katanya.
Namun, para ahli tidak menyarankan mengandalkan lumut laut sebagai sumber utama serat. “Kita bisa mendapatkan sumber serat yang lebih baik dan jauh lebih murah, misalnya dari sayuran organik segar,” kata Generales. “Rasio manfaat terhadap biayanya belum tentu sebanding.”
Seperti jenis alga lainnya, lumut laut juga mengandung yodium—mineral penting bagi kesehatan kelenjar tiroid. “Tiroid adalah kelenjar kecil yang punya peran besar,” ujar Gaffen. “Ia mengatur metabolisme, suhu tubuh, detak jantung dan tekanan darah, serta kecepatan proses pencernaan.”
Meski begitu, sebagian besar orang—terutama di Amerika Serikat—sudah mendapatkan cukup yodium dari makanan sehari-hari. Yodium secara rutin ditambahkan ke garam beryodium, roti, serta terkandung secara alami dalam makanan laut, telur, dan produk susu.
Namun, bagi mereka yang menjalani pola makan vegan atau diet ketat yang menghindari makanan tersebut, risiko kekurangan yodium bisa meningkat. Karena itu, Terry Davies, direktur bersama The Thyroid Center di Mount Sinai Union Square, menyarankan agar kadar yodium diperiksa terlebih dahulu sebelum menambah asupan dari suplemen seperti lumut laut.
“Kalau asupan yodium dari makanan sudah 150 mikrogram per hari, lalu ditambah lumut laut, kita bisa dengan cepat mengalami kelebihan yodium,” jelasnya.
Manfaat Lumut Laut Mungkin Tidak Sebanding dengan Risikonya
Meskipun lumut laut memiliki potensi manfaat kesehatan, ada juga risiko yang perlu diperhatikan. Seperti alga lainnya, lumut laut dapat menyerap zat kimia atau logam berat dari lingkungan dengan cepat—lebih cepat dari kemampuannya untuk mengeluarkannya. Akibatnya, logam berat bisa menumpuk di dalam jaringan lumut laut.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR