Kebangkitan Keuangan Biru
Salah satu inovasi terbesar dalam keuangan berkelanjutan adalah obligasi biru—instrumen utang yang dirancang khusus untuk konservasi laut dan pesisir sambil memberikan imbal hasil bagi investor. Obligasi biru secara eksplisit mengaitkan modal dengan hasil lingkungan yang terukur.
Seychelles mempelopori model ini pada tahun 2018 dengan menerbitkan obligasi biru negara senilai AS$15 juta, didukung oleh investor swasta serta World Bank dan Global Environment Facility. Hasilnya dialokasikan untuk kawasan lindung laut dan perikanan berkelanjutan.
Mengembangkan preseden ini, Belize melakukan pertukaran utang untuk pelestarian alam pada tahun 2022, membuka AS$180 juta untuk konservasi laut sekaligus mengurangi utang nasional sebesar 12% dari PDB. Kesepakatan yang berfokus pada perlindungan Belize Barrier Reef ini menunjukkan potensi keuangan biru dalam memberikan ketahanan fiskal dan ekologis.
Beberapa tahun terakhir, model ini berkembang pesat:
* Mei 2023: Indonesia menerbitkan obligasi biru negara pertama yang ditawarkan ke publik, mengumpulkan 20,7 miliar yen (AS$150 juta) di pasar Jepang untuk pembangunan maritim berkelanjutan, perlindungan pesisir, dan pengelolaan perikanan.
* Agustus 2023: Gabon menyelesaikan pertukaran utang untuk pelestarian alam senilai AS$500 juta, yang pertama di daratan Afrika. Diatur oleh Bank of America, kesepakatan ini diperkirakan menghemat AS$125 juta bagi Gabon selama 15 tahun untuk konservasi laut.
* Desember 2024: DP World menjadi perusahaan Timur Tengah pertama yang menerbitkan obligasi biru korporat. Hasilnya untuk infrastruktur maritim berkelanjutan dan logistik ramah laut.
Contoh-contoh ini mencerminkan ekosistem keuangan biru yang makin matang, melibatkan penerbit negara dan korporat di berbagai wilayah global.
Masuknya Modal Institusional
Lembaga keuangan besar makin mengakui nilai strategis investasi laut berkelanjutan. Pada tahun 2019, Bank Dunia menerbitkan Sustainable Development Bond senilai AS$28,6 juta, dikelola oleh Credit Suisse, untuk meningkatkan kesadaran dan modal bagi pemanfaatan laut berkelanjutan. Obligasi ini mendukung program tata kelola laut, pengelolaan perikanan, dan pengurangan polusi.
Pada tahun 2022 saat COP27, Bank Dunia meluncurkan Blue Economy for Resilient Africa Program (BE4RAP) untuk mendukung negara-negara pesisir Afrika dan membuka jalur pembiayaan baru bagi perikanan berkelanjutan, adaptasi pesisir, dan perlindungan ekosistem.
Baca Juga: Sustainability: Sudah saatnya Air Menjadi Aset Strategis Baru dalam Era Ekonomi Biru
KOMENTAR