Terbaru, Oktober 2024, International Finance Corporation (IFC) menginvestasikan AS$25 juta dalam obligasi biru pertama Turki, diterbitkan oleh QNB Finansbank. Hasilnya diarahkan untuk aktivitas maritim berkelanjutan seperti perikanan dan pariwisata, menandai keterlibatan sektor perbankan swasta dalam solusi keuangan biru.
Inisiatif kelembagaan ini menunjukkan bahwa keuangan biru bukan lagi konsep baru. Dengan dukungan bank global, lembaga keuangan pembangunan, dan aktor multilateral, keuangan biru cepat menjadi saluran utama bagi modal yang selaras dengan ESG. Investor institusional mulai melihat kesehatan laut sebagai risiko finansial material dan peluang investasi jangka panjang.
Mengukur Kesehatan Laut: Metrik ESG Khusus
Seiring matangnya keuangan biru, kebutuhan akan metrik standar untuk menilai keberlanjutan investasi laut makin meningkat. Kerangka ESG tradisional seringkali kurang memadai, mendorong pengembangan indikator khusus.
Langkah penting adalah peluncuran Making Oceans Count II (MOC2) pada tahun 2024, kolaborasi antara Green Digital Finance Alliance (GDFA), HUB Ocean, dan Copenhagen Business School, didanai oleh VELUX Foundation.
Inisiatif ini bertujuan menciptakan metrik fokus laut untuk menangkap dampak dan ketergantungan aktivitas manusia pada ekosistem laut—data penting yang sering hilang dalam evaluasi ESG standar.
MOC2 berupaya membangun metrik aset laut yang mencerminkan kesehatan, produktivitas, dan keberlanjutan lingkungan laut, dirancang untuk pengambilan keputusan keuangan biru di sektor berdampak tinggi seperti pelayaran dan energi terbarukan lepas pantai.
Program ini diorganisir dalam lima alur kerja strategis, termasuk menyelaraskan metrik dengan kebutuhan pelaku keuangan, memperluas data laut tingkat aset, dan mengakses kumpulan data ilmiah yang kurang dimanfaatkan.
Peluang Investasi di Laut
Meskipun momentum seputar keuangan biru terus tumbuh, ekonomi laut masih relatif belum banyak dimanfaatkan dalam investasi berkelanjutan. Menurut Sustainable Fitch, ekonomi laut dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB 14 (Kehidupan Bawah Air) termasuk tema yang paling kurang diinvestasikan dalam keuangan ESG. Ini sebagian besar karena kompleksitas penilaian dan kurangnya metrik spesifik kelautan.
Baca Juga: Koralestari di Laut Sawu demi Kelestarian Lingkungan dan Ekonomi Biru
Namun, laut menawarkan potensi pertumbuhan besar. Sektor seperti energi terbarukan lepas pantai, pelayaran berkelanjutan, penyerapan karbon laut, dan ketahanan infrastruktur pesisir muncul sebagai pilar inti ekonomi yang selaras iklim.
KOMENTAR