Seorang Peluncur Ulung atau Mungkin Pejalan Kaki?
Bagaimana persisnya Pteranodon menghabiskan waktunya di udara masih menjadi topik perdebatan hangat di kalangan paleontolog. Pandangan yang paling umum dipegang adalah bahwa Pteranodon sebagian besar adalah seorang peluncur.
Dengan rentang sayapnya yang masif, ia diyakini memanfaatkan arus udara di sepanjang garis pantai untuk terbang jarak jauh dengan efisien. Namun, gagasan bahwa ia sesekali mengepakkan sayapnya untuk manuver atau lepas landas juga tidak sepenuhnya mustahil.
Sementara itu, jambul besar di kepalanya mungkin membantu menstabilkannya selama penerbangan, meskipun peran pastinya masih belum pasti. Ada pula teori minoritas yang mengatakan bahwa Pteranodon mungkin sangat jarang terbang.
Sebaliknya, ia bisa jadi menghabiskan sebagian besar waktunya berjalan di darat dengan dua kaki, mirip dengan raptor atau tyrannosaurus yang hidup sezaman dengannya di habitat Amerika Utara pada Periode Cretaceous akhir, sekitar 85 hingga 75 juta tahun yang lalu.
Ukuran Menentukan Jenis Kelamin
Saat ini, hanya ada satu spesies Pteranodon yang secara ilmiah diakui valid, yaitu P. longiceps. Namun, identifikasi spesies ini sempat membingungkan di awal, sebagian besar karena adanya dimorfisme seksual yang signifikan. Individu jantan P. longiceps jauh lebih besar daripada betina.
Petunjuk utama perbedaan jenis kelamin ini ditemukan pada ukuran panggul. Spesimen dengan panggul yang lebih lebar diyakini sebagai betina—sebuah adaptasi yang jelas untuk bertelur.
Sementara itu, individu jantan tidak hanya memiliki jambul yang jauh lebih besar dan lebih menonjol, tetapi juga rentang sayap yang lebih besar pula, mencapai sekitar 5,5 meter.
Sebagai perbandingan, betina memiliki rentang sayap yang lebih kecil, sekitar 3,6 meter. Perbedaan ukuran yang mencolok inilah yang pada awalnya membuat para peneliti mengira ada lebih dari satu spesies Pteranodon.
Baca Juga: Apakah Ayam Keturunan Dinosaurus? Ini Jawaban Ilmiah Profesor Genetik
KOMENTAR