Nationalgeographic.co.id—Bagi banyak orang, kata "pterodactyl" langsung merujuk pada satu jenis reptil terbang purba. Namun, kenyataannya sedikit berbeda.
Para ahli paleontologi sepakat bahwa tidak ada satu spesies tunggal yang secara resmi bernama "pterodactyl". Sebutan tersebut justru seringkali digunakan secara keliru untuk merujuk pada kelompok besar reptil terbang yang dikenal sebagai Pterodactyloidea.
Subordo menakjubkan ini mencakup beragam makhluk bersayap, mulai dari Pterodactylus yang namanya sering disalahpahami, Pteranodon yang ikonik, hingga Quetzalcoatlus yang memecahkan rekor sebagai hewan bersayap terbesar dalam sejarah Bumi.
Secara anatomis, Pterodactyloidea ini berbeda signifikan dari "rhamphorhynchoid" yang lebih primitif dan berukuran lebih kecil, yang mendominasi langit selama Periode Jurassic.
Tampilan Mirip Burung, Tapi Bukan Burung
Jika ada satu anggota Pterodactyloidea yang paling sering dibayangkan orang saat mendengar kata "pterodactyl", kemungkinan besar itu adalah Pteranodon. Reptil terbang kolosal ini menjelajahi langit selama Periode Cretaceous akhir.
Ciri paling mencolok? Rentang sayapnya yang luar biasa, seringkali mendekati 6 meter! Penting untuk dicatat, "sayap" Pteranodon terbuat dari selaput kulit yang membentang antara jari yang memanjang dan tubuhnya, bukan bulu layaknya burung modern.
Meskipun begitu, ia memiliki beberapa kemiripan dengan burung, seperti (kemungkinan) kaki berselaput—ideal untuk kehidupan pesisir—dan paruh yang tidak bergigi.
Keanehan terbesar, seperti dilansir laman ThoughtCo., mungkin terletak pada jambul mencolok yang hanya dimiliki oleh individu jantan.
Jambul sepanjang sekitar 30 sentimeter ini sebenarnya merupakan perpanjangan dari tengkoraknya. Fungsi jambul ini diperkirakan ganda: bertindak sebagai kemudi saat terbang dan juga sebagai daya tarik visual untuk memikat betina.
Menariknya, meski tampak mirip, Pteranodon hanya berkerabat jauh dengan burung purba. Burung, termasuk yang purba, berevolusi dari garis keturunan dinosaurus kecil berbulu, bukan dari pterosaurus.
Baca Juga: 3 Dekade Kita 'Dikelabui' Jurassic Park, Ternyata Seperti Ini Suara Asli Dinosaurus
Seorang Peluncur Ulung atau Mungkin Pejalan Kaki?
Bagaimana persisnya Pteranodon menghabiskan waktunya di udara masih menjadi topik perdebatan hangat di kalangan paleontolog. Pandangan yang paling umum dipegang adalah bahwa Pteranodon sebagian besar adalah seorang peluncur.
Dengan rentang sayapnya yang masif, ia diyakini memanfaatkan arus udara di sepanjang garis pantai untuk terbang jarak jauh dengan efisien. Namun, gagasan bahwa ia sesekali mengepakkan sayapnya untuk manuver atau lepas landas juga tidak sepenuhnya mustahil.
Sementara itu, jambul besar di kepalanya mungkin membantu menstabilkannya selama penerbangan, meskipun peran pastinya masih belum pasti. Ada pula teori minoritas yang mengatakan bahwa Pteranodon mungkin sangat jarang terbang.
Sebaliknya, ia bisa jadi menghabiskan sebagian besar waktunya berjalan di darat dengan dua kaki, mirip dengan raptor atau tyrannosaurus yang hidup sezaman dengannya di habitat Amerika Utara pada Periode Cretaceous akhir, sekitar 85 hingga 75 juta tahun yang lalu.
Ukuran Menentukan Jenis Kelamin
Saat ini, hanya ada satu spesies Pteranodon yang secara ilmiah diakui valid, yaitu P. longiceps. Namun, identifikasi spesies ini sempat membingungkan di awal, sebagian besar karena adanya dimorfisme seksual yang signifikan. Individu jantan P. longiceps jauh lebih besar daripada betina.
Petunjuk utama perbedaan jenis kelamin ini ditemukan pada ukuran panggul. Spesimen dengan panggul yang lebih lebar diyakini sebagai betina—sebuah adaptasi yang jelas untuk bertelur.
Sementara itu, individu jantan tidak hanya memiliki jambul yang jauh lebih besar dan lebih menonjol, tetapi juga rentang sayap yang lebih besar pula, mencapai sekitar 5,5 meter.
Sebagai perbandingan, betina memiliki rentang sayap yang lebih kecil, sekitar 3,6 meter. Perbedaan ukuran yang mencolok inilah yang pada awalnya membuat para peneliti mengira ada lebih dari satu spesies Pteranodon.
Baca Juga: Apakah Ayam Keturunan Dinosaurus? Ini Jawaban Ilmiah Profesor Genetik
Keterlibatan dalam Perang Tulang yang Legendaris
Siapa sangka, Pteranodon ternyata memiliki peran kecil namun menarik dalam salah satu persaingan paling sengit dalam sejarah paleontologi Amerika: "Perang Tulang" (Bone Wars) pada akhir abad ke-19, yang melibatkan dua tokoh raksasa di bidang tersebut, Othniel C. Marsh dan Edward Drinker Cope.
Kehormatan menemukan fosil Pteranodon pertama yang tidak terbantahkan jatuh ke tangan Marsh. Pada tahun 1870, ia berhasil menggali sisa-sisa makhluk ini di Kansas. Namun, Cope tidak mau kalah dan tak lama kemudian juga menemukan fosil di lokasi yang sama.
Permasalahan muncul ketika Marsh awalnya mengklasifikasikan spesimen temuannya sebagai spesies Pterodactylus. Sementara itu, Cope mencoba menciptakan genus baru bernama Ornithochirus, secara tidak sengaja menghilangkan huruf "e" yang sangat penting—jelas, ia bermaksud menyandingkan temuannya dengan genus Ornithocheirus yang sudah ada namanya.
Saat debu "Perang Tulang" akhirnya mereda, Marsh muncul sebagai pemenang dalam sengketa penamaan ini. Setelah ia mengoreksi kesalahan klasifikasi awalnya terkait Pterodactylus, nama baru yang ia berikan, Pteranodon, menjadi nama yang tercatat secara resmi dalam sejarah pterosaurus.
Profil Singkat Pteranodon
* Nama: Pteranodon (bahasa Yunani untuk "sayap tanpa gigi"); Cara pengucapan: teh-RAN-oh-don; Sering disalah sebut sebagai "pterodactyl".
* Habitat: Pesisir Amerika Utara
* Periode Sejarah: Cretaceous Akhir (85-75 juta tahun yang lalu)
* Ukuran dan Berat: Lebar sayap mencapai 5,5 meter (jantan); Berat antara 9-13,5 kilogram.
* Makanan: Ikan.
* Ciri Pembeda: Lebar sayap yang sangat besar, jambul menonjol di kepala jantan, dan tidak memiliki gigi.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
KOMENTAR