Selain kegiatan ekstraktif seperti pertambangan dan perminyakan, proyek bendungan besar juga telah diakui sebagai ancaman utama bagi situs Warisan Dunia. Kegiatan pembangunan bendungan sering kali diperburuk oleh kurangnya penilaian dampak lingkungan terhadap nilai-nilai luar biasa dari area-area ini.
Berdasarkan saran IUCN, Komite Warisan Dunia mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan pembangunan tersebut sebagai sesuatu yang tidak sesuai dengan status Warisan Dunia.
Bendungan dapat memengaruhi nilai estetika, seperti yang terjadi pada Air Aerjun Iguazu yang ikonik. Air terjun ini terletak di dalam dua taman nasional yang terdaftar sebagai Warisan Dunia di Brasil dan Argentina. Habitat spesies juga dapat rusak.
Taman Nasional La Amistad
Proyek bendungan juga mengganggu koridor migrasi spesies ikan di Cagar Alam Talamanca Range-La Amistad/Taman Nasional La Amistad di sepanjang perbatasan Panama dan Kosta Rika.
Seperti yang direkomendasikan oleh IUCN, Komite Warisan Dunia menyatakan penyesalan yang mendalam atas persetujuan Panama atas pembangunan bendungan Changuinola II, meskipun tidak ada proses penilaian dampak yang lengkap.
Komite mengikuti saran IUCN untuk menegaskan kembali perlunya penilaian dampak lingkungan untuk secara khusus membahas bagaimana nilai-nilai Warisan Dunia dipengaruhi oleh proyek-proyek infrastruktur yang diusulkan.
Penilaian tersebut harus berlaku untuk semua proyek yang mungkin berdampak pada suatu lokasi, bahkan jika proyek-proyek tersebut berlokasi di luar batas-batasnya.
Sundarbans
Sundarbans di Bangladesh terpapar sejumlah ancaman termasuk proyek pembangkit listrik tenaga batu bara Rampal di dekat lokasi tersebut.
UNESCO-IUCN mencatat bahwa penilaian dampak lingkungan yang disiapkan oleh Bangladesh tidak sepenuhnya mempertimbangkan bagaimana pembangkit tersebut akan memengaruhi nilai-nilai Situs Warisan Dunia itu.
Dikutip dari laman IUCN, situs ini merupakan bagian dari hutan mangrove terbesar di dunia. Situs ini juga merupakan rumah bagi harimau Bengal.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR