Terletak di kedalaman 7500 kaki, di bawah Teluk Meksiko, para ilmuwan telah menemukan ‘taman rahasia’ penuh dengan karang bambu.
Berdasarkan video yang dipublikasikan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), peneliti melihat taman karang yang ‘rimbun’, setelah 23 hari melakukan ekspedisi di atas kapal Okeanos.
Sejak pertengahan April, tim tersebut sudah menjelajahi teluk untuk menemukan hal menarik di dalamnya.
Baca juga: Keluar Dari Mobil, Satu Keluarga Dikejar Cheetah di Taman Safari
Ekspedisi bawah laut biasanya dilengkapi dengan kendaraan yang bisa dioperasikan dari jarak jauh dan mampu mengirim sinyal video melalui satelit. Ini memudahkan peneliti untuk melihat keadaan bawah laut dari dek kapal.
Karang bambu, umum berada di perairan dalam, di mana mereka tumbuh menjadi “hutan”. Namun, para peneliti terkejut karena karang-karang yang berada di Teluk Meksiko tersebut, berkumpul dengan padat di kedalaman yang sangat ekstrem.
Hutan karang tersebut ditemukan di pantai barat Florida, di dekat sistem lembah bawah laut. Karang mampu tumbuh dengan baik, bahkan hingga sisi tebing yang curam. Kipas mereka terbentang untuk menangkap arus dan meningkatkan peluang mendapat makanan.
Taman karang ini merupakan contoh bagaimana ekosistem dapat berkembang di laut dalam yang penuh kegelapan. Dilihat dari struktur karang, NOAA memperkirakan usianya sekitar 1000 tahun.
Baca juga: Ilmuwan Temukan 100 Spesies Bawah Laut Terbaru di Sekitar Bermuda
Beberapa faktor harus bersatu padu agar karang tersebut bisa tumbuh dengan efektif. Organisme kecil yang menjadi makanan karang – seperti zooplankton dan ganggang laut membutuhkan kondisi stabil.
Hasil ekspedisi juga mencatat adanya spons laut berisi hewan air kecil seperti bintang laut, cacing, dan lobster dalam jumlah yang padat. Juga beberapa spesies ikan laut dalam, gunung lumpur, dan bangkai kapal.
Ekspedisi NOAA dilakukan untuk mengumpulkan data dan memetakan wilayah yang akhirnya berperan penting dalam membentuk kebijakan konservasi. Organisasi ini memiliki tayangan langsung untuk setiap ekspedisi mereka.
Source | : | Sarah Gibbens/National Geographic |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR