Sepp Herberger, pelatih Jerman yang bergabung dengan Partai Nazi sejak 1933, sangat marah dan menyalahkan pemain Austria atas kekalahan tersebut. Pertandingan itu merupakan pertama kalinya Jerman tersingkir paling cepat dalam Piala Dunia.
“Apakah pemain Austria kalah dengan sengaja? Tidak ada yang mengetahuinya. Namun, jika dipikir, mereka memang tidak bermain seperti biasanya,” kata Stanislao Pugliese, profesor sejarah di Hofstra University dan pengarang buku Football and the Boundaries of History: Critical Studies in Soccer.
Puglisese mencatat bahwa rezim fasis Jerman dan Italia memang mengharapkan kemenangan di Piala Dunia 1938. Benito Mussolini, pemimpin Italia, pun berharap dapat memenangkan trofi keduanya setelah Piala Dunia 1934.
Baca juga: Maulwi Saelan, Ajudan Bung Karno Sekaligus Kiper Timnas Indonesia
Beberapa hasil investigasi menemukan fakta bahwa Mussolini mengontrol wasit di Piala Dunia. Dua kali berturut-turut, mereka menjadi pemenangnya.
“Rezim totaliter melihat olahraga dengan cara yang berbeda. Semuanya harus di bawah perlindungan pemerintah,” kata Pugliese.
“Olahraga tidak pernah bebas dari politik. Kita memiliki fantasi ideal bahwa keduanya bisa dipisahkan. Namun, itu tidak akan pernah terjadi,” tambahnya.
Meskipun begitu, Pugliese mengatakan, pada 1938, penampilan tim Italia memang cukup baik sehingga mereka bisa menang tanpa menyuap dan mengintimidasi wasit.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Source | : | Eric Niiler/History.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR