Nationalgeographic.co.id - Nama Siti disematkan secara resmi oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, kepada hiu paus berukuran 5,60 meter pada tanggal 14 Agustus 2018.
Siti menjadi hiu paus yang sangat istimewa karena baru saja mendapatkan alat penanda (tag) dengan sistem satelit di Taman Nasional Teluk Cendrawasih (TNTC).
Siti mendapatkan tag satelitnya di Kwatisore, TNTC, secara resmi oleh staf Balai Besar Taman Nasional Teluk Cendrawasih (BBTNTC), La Hamid, dan staf Conservation International (CI), Abdi Hasan, serta dikawal langsung oleh Kepala BBTNTC.
Baca Juga: Sindrom Stockholm, Ketika Tawanan ‘Jatuh Cinta’ dengan Penculiknya
Pemasangan alat penanda tersebut merupakan program konservasi dari CI bernama elasmobranch. Penanda ini adalah bantuan kepada pemerintah sebagai upaya pelestarian hiu paus serta pengembangan ekowisata hiu paus di Indonesia.
Program yang telah dilaksanakan sejak tahun 2013 tersebut bertujuan menyediakan informasi ilmiah terkait spesies-spesies hiu dan pari yang terancam punah.
Nama Siti secara simbolis diserahkan pada puncak peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) bertepatan dengan Hari Hiu Paus Internasional tanggal 30 Agustus 2018.
Mengusung tema “Harmonisasi Alam dan Budaya”, BBTNTC berupaya membangun role model ekowisata hiu paus berbasis masyarakat adat Papua. Deangan kata lain, keterlibatan masyarakat menjadi kunci penting kesuksesan program.
Hasilnya, TNTC periode 2011 hingga 2017 berhasil menyumbangkan lebih dari Rp2,5 miliar yang berasal dari ekowisata hiu paus.
Selain Siti, CI Indonesia telah memasangkan tag satelit kepada 32 hiu paus lainnya di Teluk Cendrawasih. Alat tersebut telah memberikan sejumlah informasi mengenai pola pergerakan dan perilaku hiu paus yang bermanfaat bagi tata kelola ekowisata.
CI Indonesia melaporkan bahwa tige tipe hiu diketahui menghuni kawasan TNTC. Ketiga hiu paus tersebut adalah hiu paus "rumahan", hiu paus yang bergerak menyusuri pesisir, dan hiu paus yang bergerak ke arah perairan lepas.
Source | : | Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan |
Penulis | : | Mar'atus Syarifah |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR