Nationalgeographic.co.id - Tahi lalat biasanya dianggap sebagai tanda lahir yang merupakan hasil dari pigmentasi warna dari melanosit (sel pigmen kulit) yang berkelompok. Setiap orang setidaknya memiliki satu tahi lalat di tubuhnya.
Biasanya tahi lalat akan muncul sejak lahir, tetapi bukan berarti tahi lalat tidak dapat muncul secara tiba-tiba. Biasanya, tahi lalat muncul ketika sedang dalam masa kanak-kanak atau remaja. Meski tidak selalu berbahaya, tetapi tahi lalat yang muncul tiba-tiba bisa juga berubah menjadi kanker.
Oleh sebab itu, ada beberapa cara untuk membedakan tahi lalat normal dan yang tidak. Perbedaan tersebut bisa dilihat dari bentuk yang tidak biasa, adanya luka, benjolan, muncul tanpa disadari atau perubahan sensasi pada area kulit yang menjadi pertanda kanker kulit - sebagai peringatan awal.
Untuk tahi lalat yang normal, biasanya akan bewarna kecoklatan, biru-keabuan (Mongolian spot), noda kemerahan (salmon patches), keunguan (hemangioma), dan hitam legam. Orang-orang berkulit maupun berambut gelap cenderung memiliki tahi lalat yang berwarna lebih gelap dibandingan dengan mereka yang berkulit putih atau rambut pirang.
Baca Juga : Tiongkok Akan Luncurkan 'Bulan Buatan' Sebagai Pengganti Lampu Jalan
Tahi lalat dapat menyatu dengan kulit atau timbul terangkat, bahkan bisa disertai dengan pertumbuhan rambut. Bentuknya pun bisa bulat sempurna atau oval. Umumnya, tahi lalat yang normal akan berdiameter kurang dari 6 milimeter.
Pada saat mencapai usia dewasa, maka Anda mungkin memiliki 10 buah atau lebih tanda lahir pada tubuh. Tahi lalat yang muncul di kemudian hari harus diperiksakan ke dokter.
Sedangkan tahi lalat yang muncul pada kulit -- pasca remaja awal -- menjadi tanda peringatan yang penting dari melanoma, yang merupakan salah satu bentuk kanker kulit paling mematikan. Tanda yang terlihat di mana tahi lalat yang semakin lama semakin membesar. Kondisi kulit itu mungkin tidak berpigmen meski kasusnya jarang terjadi.
Dikutip dari Hello Sehat, berikut cara lain yang dapat membedakan mana yang merupakan tanda dari melanoma.
- Asymmetry (Asimetri)
Tahi lalat yang normal memiliki bentuk sempurna -- salah satu ujungnya akan cocok dengan sisi yang satunya. Kelainan pada ukuran dan bentuk dapat dicurigai sebagai gejala kanker kulit yang diakibatkan karena sel pada salah satu sisi tumbuh lebih cepat daripada yang lain. Sel kanker cenderung akan berkembang lebih cepat dibandingkan sel normal, dengan pola yang tidak berarturan.
- Border (Pinggiran)
Jika pinggiran tanda lahir tampak kabur, hal ini bisa menjadi pertanda kanker karena pingiran yang buram diakibatkan karena pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali.
- Color (Warna)
Selagi warna tahi lalat merata di segala sisi, maka tahi lalat tersebut termasuk normal. Namun, jika tahi lalat beragam corak warna dalam satu wilayah tahi lalat berarti tanda lahir tersebut bersifat kanker.
Baca Juga : BMKG Peringatkan Ancaman Banjir Bandang di Musim Hujan Yang Akan Tiba
- Diameter
Tanda lahir yang normal akan berukuran sama sepanjang waktu. Tahi lalat yang membesar secara tiba-tiba dapat menunjukan adanya masalah pada tahi lalat. Meski begitu, ada juga melanoma yang ditemukan dalam ukuran yang lebih kecil dari yang seharusnya.
- Evolving (Perubahan)
Adanya perubahan pada tanda lahir dapat menjadi pertanda buruk. Anda harus memeriksakan diri ke dokter jika tahi lalat berubah warna, ukuran, bentuk yang membuatnya terlihat berbeda dibandingkan tahi lalat lain pada kulit Anda.
Penting untuk melakukan pemeriksaan kulit secara teratur untuk memastikan tanda lahir yang mengalami perubahan warna atau bentuk yang mencurigakan.
Selain pedoman di atas, Anda juga harus memperhatikan setiap perbedaan yang muncul pada tanda lahir, seperti kemerahan, berdarah, bersisik, keluar nanah, pembengkakan di luar tepian tahi lalat, gatal, nyeri, atau sakit saat disentuh.
Source | : | Hello Sehat |
Penulis | : | Nesa Alicia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR