Nationalgeographic.co.id - Pesawat luar angkasa NASA, OSIRIS-REx, berhasil sampai di asteroid Bennu pada Senin (3/12), setelah berkelana selama dua tahun di antariksa.
Kedatangan OSIRIS-REx di asteroid tersebut menandakan fase baru dalam misi NASA. Yakni, untuk memetakan luas permukaan asteroid sekaligus menemukan tempat terbaik dalam mengambil sampel material.
OSIRIS-REx diluncurkan di atas roket Atlas V pada September 2016 dan melesat ke luar angkasa sejak saat itu.
Baca Juga : Mars Memiliki Danau Purba yang Mirip Dengan Danau di Sulawesi Selatan
Misi pesawat ini sebenarnya cukup jelas: yakni bertemu dengan asteroid Bennu, mengambil sampel batuan dari permukaannya, lalu kembali ke Bumi. Misi OSIRIS-REx sangat menarik perhatian peneliti. Sebab, sampel asteroid Bennu dipercaya dapat memberikan informasi tentang bagaimana Tata Surya kita terbentuk 4,5 miliar tahun lalu.
Pemegang kunci kehidupan Bumi?
Selama ini, asteroid dianggap sebagai sisa-sisa primitif dari lingkungan kosmik--mengandung blok bangunan yang membentuk Tata Surya ketika pertama kali dilahirkan. Oleh sebab itu, asteroid dianggap sebagai 'gambaran kecil' dari penampilan Tata Surya awal.
Menganalisis batuan dari asteroid dapat memberi tahu kita jenis material yang ada di awal lahirnya Tata Surya dan bagaimana Bumi terbentuk. Menurut para ilmuwan, asteroid bisa jadi alasan mengapa kita bisa ada saat ini. Sangat mungkin jika asteroid menjadi perintis jalan kehidupan ke Bumi ketika mereka menghantam permukaan planet.
Tim di balik OSIRIS-REx memilih Bennu sebagai sampel karena komposisi dan orbitnya. Bennu diketahui sebagai astreoid karbon. Artinya, ia mengandung senyawa kaya karbon yang merupakan elemen penting bagi kehidupan organik. Asteroid karbon juga relatif dan cenderung tidak berubah sejak awal mula Tata Surya. Ada kemungkinan Bennu mengandung senyawa organik yang sama dengan yang membantu kehidupan berkembang di Bumi.
Selain itu, Bennu juga dianggap sebagai asteroid yang berbahaya karena ada kemungkinan ia melakukan kontak dengan Bumi pada 2100-an.
Rencana selanjutnya
Source | : | theverge.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR