Nationalgeographic.co.id - Sebuah studi terbaru pada penyakit otak yang mematikan, menunjukkan bahwa itu dapat dideteksi hanya melalui tatapan mata. Namun, yang paling menakutkan, mata orang yang terinfeksi dapat menjadi titik transmisi untuk menyebarkan penyakit tersebut. Ini membuat penyembuhan dan perawatannya menjadi lebih sulit.
Penyakit otak yang dimaksud adalah Creutzfeldt-Jakob disease (CJD) atau sering juga disebut penyakit sapi gila. Hingga saat ini, pengobatan modern belum menemukan jawaban tentangnya.
CJD merupakan penyakit langka yang menyebabkan protein tertentu di otak 'terlipat' dengan cara yang tidak benar. Protein buruk ini biasa disebut prion dan dapat menyebabkan lesi di otak kita. Selain langka, penyakit sapi gila juga menjadi 'hukuman mati' bagi siapa pun yang mengidapnya.
Baca Juga : Cegah Kanker Payudara dengan 5 Hal Berikut Ini
Beberapa bulan lalu, CJD dikaitkan atas meninggalnya seorang pria yang mengonsumsi daging tupai. Dalam kasus ini, penyakit pria tersebut diduga sebagai hasil dari makan daging tupai yang bersinggungan dengan zat otak milik hewan.
Kasus lain menunjukkan bahwa konsumsi zat otak dapat mengarahkan pada penyebaran penyakit. Namun, penelitian terbaru ini menyatakan bahwa mata pasien yang terinfeksi CJD juga mengandung prion, protein yang membawa penyakit menular.
Para ilmuwan meneliti 11 pasien CJD yang sudah meninggal untuk mengecek prion di mata mereka. Ternyata, hasilnya cukup banyak. 'Benih' prion ditemukan di retina, dan beberapa bagian mata lainnya seperti lensa, saraf optik, dan bahkan otot-otot di sekitarnya.
Bagaimana prion bisa masuk ke mata belum begitu dipahami. Namun, para peneliti menduga, mungkin itu menyebar dari otak ke retina melalui transportasi di saraf optik.
Kemungkinan lainnya, ancaman infeksi datang melalui kontak dengan mata itu sendiri. Kebanyakan dalam bentuk operasi mata yang berpotensi 'mengantarkan' prion ke organ penglihatan tersebut.
Baca Juga : Serangan Anafilaksis, Reaksi Alergi yang Dapat Menyebabkan Kematian
Dilansir dari Gizmodo, ini memang menjadi kekhawatiran utama bagi mereka yang berkecimpung di bidang perawatan mata. Para dokter yang menangani operasi mata mungkin berisiko menyebarkan prion dengan mencemari peralatan medis dan tidak menyadarinya.
Ke depannya, peneliti berharap dapat menguji air mata pengidap CJD untuk mengetahui apakah prion juga terdapat di sana. Jika iya, maka sumber penyebarannya semakin banyak dan berbahaya.
Source | : | nypost.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR