Sebuah penelitian oleh para peneliti St. Michael’s Hospital, Toronto menyatakan bahwa pasta tidak memiliki efek negatif terkait penambahan berat badan, ketika dimasukkan dalam diet sehat.
"Bahkan analisis sebenarnya menunjukkan bahwa memakan pasta dapat sedikit menurunkan berat badan. Jadi, bertentangan dengan kekhawatiran yang ada selama ini. Pasta mungkin dapat menjadi bagian dari diet sehat seperti diet rendah GI," ungkap penulis utama dalam penelitian, Dr. John Sievenpiper, seorang ilmuwan klinik di rumah sakit.
Dalam diet rendah GI, makanan dipilih berdasarkan indeks glikemik (GI). Indeks tersebut mengurutkan karbohidrat dalam makanan berdasarkan pada bagaimana mereka memengaruhi kadar glukosa darah. Makanan dengan nilai GI rendah, seperti pasta, dianggap sebagai "karbohidrat yang baik" karena tubuh mencerna dan menyerapnya pada kecepatan yang lebih lambat, menghindari lonjakan kadar gula darah.
Namun, skeptisisme mungkin masih ada hingga penelitian lebih lanjut dilakukan. Salah satunya datang dari seorang ahli diet, Haley Hughes. Hughes mengatakan bahwa porsi makanan lah yang mendorong penurunan berat badan, bukan makanan itu sendiri.
"Tiga porsi setiap setengah cangkir pasta dalam seminggu adalah ukuran porsi yang sangat cukup," ucap Hughes.
Baca Juga : Zona Panas Misterius Tersembunyi di Bawah Antartika, Apa Penyebabnya?
Baca Juga : Pencipta Spongebob Meninggal Karena Amyotrophic Lateral Sclerosis
Selai Kacang
Makanan ini rasanya dapat dengan mudah kita temukan. Terutama dalam produk roti olahan. Rasa yang lezat dan mudah digabungkan dengan bahan makanan lain, seperti coklat dan keju, membuat selai kacang menjadi salah satu makanan favorit bagi kebanyakan orang.
Lemak tak jenuh tunggal yang "bersahabat dengan jantung" dalam selai kacang dapat melengkapi gizi yang ada pada beberapa potong roti gandum. Selai kacang juga dapat membantu tubuh mempertahankan kolesterol pada tingkat yang sehat dan mengurangi risiko masalah jantung.
"Selama bertahun-tahun, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa orang-orang yang secara teratur memasukkan kacang atau selai kacang dalam makanan mereka cenderung kurang memiliki penyakit jantung atau diabetes tipe 2 daripada mereka yang jarang makan kacang," ujar Dr Walter Willett, profesor gizi dari Harvard School of Public Health.
Meski begitu, ketika kita hendak membeli selai kacang, pastikan kita memilih produk yang tidak mengandung kandungan gula tinggi. Atau setidaknya dalam kadar yang sangat rendah. Akan lebih baik bila kita memproduksi selai ini sendiri.
Source | : | Berbagai Sumber |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR