Nationalgeographic.co.id - Selama bertahun-tahun, ilmuwan NASA dan peneliti dari seluruh dunia berdebat mengenai 60 lokasi potensial yang kira-kira bisa dijadikan lokasi pendaratan dalam misi Mars mendatang.
Mereka secara periodik memangkas puluhan lainnya, hingga hanya tersisa empat kandidat lokasi. Kemudian, belum lama ini, mereka mengumumkan 'pemenangnya'.
Saat rover Mars menyentuh Planet Merah tersebut dalam beberapa tahun mendatang, ia akan melakukannya di sebidang tanah asing yang dikenal sebagai Kawah Jezero. Wilayah ini merupakan rumah bagi delta sungai fosil yang terbentuk ketika air menetes ke danau kawah purba.
Baca Juga : Untuk Pertama Kalinya, NASA Berhasil Merekam Suara Gemuruh di Mars
Para ilmuwan yakin, air membuat salurannya sendiri kemudian mengangkut sedimen untuk membentuk ventilator dan delta di cekungan danau Mars. Penelitian data spektral yang diperoleh dari orbit menunjukkan bahwa beberapa sedimen tersebut mengandung mineral yang menunjukkan perubahan kimia oleh air–bahan utama kehidupan mikroba.
"Situs pendaratan di Kawah Jezero menawarkan medan geologis yang kaya, dengan bentang alam sejauh 3,6 miliar tahun. Itu berpontensial menjawab pertanyaan penting terkait evolusi planet dan astrobiologi," papar Thomas Zurbuchen, administrator Science Mission Directorate NASA dalam sebuah konferensi pers.
Sistem danau delta purba di Kawah Jezero menawarkan banyak target sampel yang setidaknya menjanjikan lima jenis batuan yang berbeda–termasuk tanah liat dan karbonat yang berpotensi mempertahankan sisa-sisa kehidupan lampau.
Misi NASA mendatang tidak hanya mencari bukti kehangatan dan kondisi air di Planet Merah, tetapi juga mencari kehidupan itu sendiri.
Misi MARS 2020 akan meluncur dari Florida pada Juli atau Agustus 2020 dan diperkirakan akan mencapai Mars pada Februari 2021.
Rover akan mengumpulkan sampel batu dan tanah, kemudian menyimpannya di permukaan planet. NASA dan European Space Agency (EPA) sedang mempelajari konsep misi selanjutnya agar berhasil membawa sampel kembali ke Bumi.
"Berhasil mendapatkan sampel dari area unik tersebut dapat mengubah cara pikir kita tentang Mars dan kemampuannya untuk menyimpan kehidupan," tambah Zurbuchen.
Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan ketika memilih di mana tempat terbaik untuk mengunjungi Mars. Di antaranya faktor kendala teknis, elevasi permukaan serta atmosfer lokasi pendaratan, iklim, dan yang paling penting adalah apa yang akan didapatkan di sana untuk diteliti.
Kawah Jezero berlokasi di tepi barat Isidis Planitia, cekungan raksasa di utara khatulistiwa Mars. Menurut NASA, Isidis Barat memiliki lanskap paling menarik dan tua yang dimiliki Mars.
Sebenarnya, para peneliti telah lama mempelajari Kawah Jezero. Namun, wilayah tersebut dianggap terlalu berisiko untuk dikunjungi sebelumnya.
"Peneliti Mars telah lama mendambakan nilai ilmiah dari situs-situs seperti Kawah Jezero. Misi-misi sebelumnya berusaha mengunjungi wilayah tersebut tapi tantangan pendaratannya dianggap terlalu berisiko," kata Ken Farley, ilmuwan Mars 2020 di Jet Propulsion Laboratory NASA.
Baca Juga : Senja di Mars Berwarna Biru, Apa Penyebabnya?
Namun, bagaimana pun juga, kemajuan pada teknologi rover–terutama kemampuan baru yang disebut Terrain Relative Navigation (TRN) yang mampu membantunya mengindari area berbahaya–membuat ilmuwan percaya diri melakukan pendaratan di Kawah Jezero yang berbatu.
"Apa yang tadinya tidak mungkin, sekarang bisa dilakukan. Itu semua berkat teknisi Mars 2020 yang mengembangkan teknologi pendaratan," imbuhnya.
Ke depannya, tim NASA akan terus berusaha memahami sistem TRN beserta risiko pendaratan. Kemudian, mereka akan meninjau perkembangannya secara berkala agar misi Mars 2020 benar-benar sukses dilakukan.
Source | : | News.com.au |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR