Dari sisi jumlah korban terinfeksi, kasus 2019-nCov ini jauh lebih tinggi dibanding wabah serupa sebelumnya. Wabah penyakit flu unta (MERS-Cov) ada 2.499 kasus di 27 negara hingga akhir Desember tahun lalu dan SARS-Cov ada lebih 8000 kasus di 26 negara pada 2003.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 30 Januari 2020 mendeklarasikan keadaan darurat kesehatan global atas kejadian wabah infeksi virus dari Wuhan ini. Artinya saat ini risiko yang ditimbulkan oleh virus ini sangat tinggi baik di Cina maupun seluruh dunia.
Mengetahui inkubasi penyakit–waktu dari seseorang terinfeksi hingga munculnya gejala penyakit–amat penting untuk menegakkan diagnosis (tanya jawab dengan pasien, pemeriksaan tubuh, uji laboratorium) dan mendeteksi adanya penyakit. Hal ini akan menentukan pengendalian penyebaran penyakit.
Pada saat ini, kriteria diagnosis dugaan terinfeksi virus 2019-nCov adalah pasien dengan gejala demam atau gejala penyakit pernafasan lainnya (batuk, sulit bernafas), terutama bagi seseorang yang tinggal atau telah melakukan perjalanan ke Wuhan atau daratan Cina lainnya dalam 14 hari terakhir. Gejala penyakit ini sama dengan gejala pneumonia biasa, tapi ada variabel tambahan riwayat perjalanan ke Wuhan.
Penyakit infeksi virus saluran pernapasan tersebut bisa menular dari pasien yang telah menunjukkan gejala klinis (simptomatik) menyerupai SARS, atau sebelum pasien menunjukkan gejala (influenza).
Sebagian pasien (33%) bahkan menunjukkan adanya penyakit komplikasi seperti syok septik (tekanan darah yang sangat rendah sehingga tidak mendapat asupan darah dan oksigen karena infeksi di seluruh tubuh), cedera ginjal akut, cedera jantung, dan beberapa infeksi sekunder (10%).
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat memperkirakan masa inkubasi untuk kasus infeksi 2019-nCoV adalah antara 2-14 hari.
Namun hingga saat ini belum jelas apakah penularan 2019-nCoV bisa terjadi pada saat pasien belum menunjukkan gejala. Laporan terakhir dari kasus 2019 NCov di Jerman menunjukkan indikasi adanya penularan dari kasus tanpa gejala atau asimptomatik.
Meskipun pada kasus-kasus awal 2019-nCov mengindikasikan penularan pada manusia berkaitan dengan kontak dengan pasar hewan di Wuhan, penyelidikan epidemiologi 425 kasus pneumonia yang disebabkan oleh virus ini mengindikasikan kasus transmisi manusia ke manusia telah terjadi pada kasus yang muncul beberapa minggu terakhir.
Berdasarkan hasil investigasi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina dan kantor kesehatan lokal, penyebaran dari manusia ke manusia terjadi melalui kontak dekat dengan pasien.
Selain berdasarkan hasil riset tersebut, kasus yang mengindikasikan transmisi dari manusia ke manusia juga dilaporkan dari hasil penyelidikan kluster kasus keluarga setelah mengunjungi Wuhan: satu anggota keluarga yang tidak ikut berpergian menjadi terinfeksi setelah kontak beberapa hari dengan anggota keluarga yang sakit.
Source | : | The Conversation Indonesia |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR