Ketika virus corona menyebar dari sistem pernapasan, hati Anda serikngkali menjadi organ yang paling menderita. Para dokter telah melihat adanya indikasi luka pada hati terkait SARS, MERS dan COVID-19. Seringnya ringan, meski ada beberapa kasus parah yang menyebabkan kerusakan dan kegagalan hati.
“Begitu virus masuk ke aliran darah Anda, mereka dapat berenang ke bagian tubuh mana pun,” kata Lok. “Hati adalah organ yang sangat vaskular sehingga coronavirus dapat dengan mudah masuk ke sana,” imbuhnya.
Hati Anda bekerja sangat keras untuk memastikan tubuh dapat berfungsi dengan baik. Tugas utamanya adalah memroses darah setelah meninggalkan lambung, menyaring racun, dan menciptakan nutrisi yang dapat digunakan tubuh.
Hati juga mengeksresi empedu yang membantu usus kecil Anda memecah lemak. Hati juga mengandung enzim yang mempercepat reaksi kimia dalam tubuh.
Pada tubuh normal, Lok menjelaskan, sel hati terus menerus mati dan melepaskan enzim ke dalam aliran darah. Organ yang banyak akal ini kemudian dengan cepat meregenerasi sel-sel baru. Karena proses regenerasi itu, hati dapat menahan banyak cedera.
Ketika Anda memiliki tingkat enzim yang tinggi dan abnormal dalam darah—seperti yang terjadi pada pasien SARS dan MERS—itu menjadi tanda peringatan. Jika kasusnya ringan, hati dapat pulih kembali. Namun, jika parah, bisa terjadi kegagalan hati.
Lok mengatakan, para ilmuwan belum benar-benar memahami bagaimana virus pernapasan ini menyerang hati. Virus mungkin langsung menginfeksi, mereplikasi dan membunuh sel-nya sendiri. Atau, sel-sel itu mengalami kerusakan tambahan karena respons imun tubuh terhadap virus memicu reaksi inflamasi yang parah di hati.
Meski begitu, di sisi lain, Lok menyatakan bahwa gagal hati tidak pernah menjadi satu-satunya penyebab kematian pasien SARS. “Saat kegagalan hati terjadi, kami sering menemukan bahwa pasien tidak hanya memiliki masalah pada paru-paru dan hati, tapi juga ginjal. Terjadi infeksi sistemik,” paparnya.
Ginjal
Ya, ginjal Anda juga bisa terdampak virus corona. Enam persen dari pasien SARS menderita cedera ginjal akut. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa virus corona baru pun bisa melakukan hal yang sama. Ini mungkin tidak umum pada COVID-19, tapi jika terjadi, dampaknya sangat fatal.
Pada akhirnya, berdasarkan studi dari Kidney International pada 2005, diketahui bahwa, 91,7 persen pasien SARS dengan gangguan ginjal akut meninggal dunia.
Source | : | Amy Mckeever/National Geographic |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR