Sama dengan Lasem, Flores juga memiliki banyak sisi menarik untuk dieksplorasi. Seperti tenun Flores, misalnya, sebagai salah satu kekayaan yang luar biasa nilainya. Mulai dari pembuatan benang, meracik warna, hingga menenun. Menjadikanya sebuah kain yang indah.
Tenun Flores tak lepas dari corak yang disematkan. Ia memiliki fungsi sesuai peruntukan dan ciri khas yang mengandung berbagai makna.
Menariknya, proses tenun menenun ini sangat terjaga. Sejak kecil anak-anak sudah diajarkan menenun oleh ibunya. Proses belajar ini pun berlangsung secara turun temurun.
Salah satu hal lain yang tak kalah menarik lagi pada kelas ini adalah saat Agni, yang juga dosen Universitas Indonesia itu membagikan pengalamannya kala menulis untuk National Geographic Indonesia. "Saya mungkin tak terhitung sudah berapa kali revisi tulisan pertama dan mendapat banyak omelan", kenangnya.
"Dan parahnya lagi saya tidak tahu bikin judul yang baik, tambah diomelin lagi", lanjutnya dengan ekspresi lucu.
Karena kisah-kisah yang ia ceritakan, penonton pun termotivasi dengan narasi-narasinya yang sangat apik.
Sejatinya, kelas itu memberikan banyak sekali informasi baru sekaligus menyemangati para peserta untuk mau menjelajah Flores lebih jauh lagi. Serta menumbuhkan keinginan untuk menulis cerita-cerita menarik di dalamnya.
Cerita batik Lasem yang hampir mengalami kepunahan memantik masyarakat Flores untuk lebih menjaga kebudayaan. Karena di Flores, wastra semakin tumbuh subur dan terus terjaga kelestariannya hingga saat ini.
Untold Flores ini hanyalah sebuah permulaan. Perjalanan masih panjang dan masih banyak kisah-kisah tentang pulau bunga yang belum diceritakan.
Baca Juga: Kutu Air Buas yang Menyerang Danau Superior di Amerika Utara
UNTOLD FLORES merupakan perjalanan untuk menyingkap sejarah, budaya, alam, dan cerita manusia di Flores, Nusa Tenggara Timur. Tujuannya, membangkitkan gairah perjalanan wisata berbasiskan narasi tentang sebuah tempat, sekaligus membangun kesadaran warga dan pejalan tentang pentingnya memuliakan nilai-nilai kampung halaman. Perjalanan ini merupakan bagian penugasan National Geographic Indonesia, yang didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Melirik Kasus Codeblu, Dulu Pengulas Makanan Justru Sangat Menjaga Anonimitas, Kenapa?
Source | : | N. M Bondan & Mikael Jefrison Leo |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR