Pada akhir April lalu, Oxitec telah menempatkan kotak-kotak telur nyamuk di enam lokasi di Cudjoe Key, Ramrod Key, dan Vaca Key. Selama 12 minggu ke depan, sekitar 12.000 nyamuk jantan yang baru menetas akan keluar dari kotak-kotak itu.
Pelepasan ini akan berfungsi sebagai uji coba awal sehingga Oxitec dapat mengumpulkan data sebelum menjalankan uji coba kedua dengan hampir 20 juta nyamuk akan dilepaskan pada akhir tahun ini. Perusahaan tersebut juga akan menangkap nyamuk-nyamuk itu selama uji coba untuk mengamati seberapa jauh serangga-serangga tersebut berpindah dari kotak-kotaknya, berapa lama mereka hidup, dan apakah nyamuk betina benar-benar mengambil gen yang mematikan dari mereka dan kemudian mati. Untuk memudahkan pelacakan nyamuk-nyamuk yang telah dimodifikasi ini, Oxitec memperkenalkan gen yang menyebabkan nyamuk-nyamuk tersebut bersinar di bawah warna cahaya tertentu.
Uji coba tersebut menghadapi tentangan kuat dari sebagian kecil penduduk Florida Keys, serta Pusat Keamanan Pangan dan Koalisi Lingkungan Florida Keys, lapor Live Science. Khawatir bahwa kotak-kotak telur nyamuk itu mungkin akan dirusak, Oxitec menempatkannya di properti pribadi dan tidak mengungkapkan lokasi tepatnya kepada publik.
"Ketika sesuatu yang baru dan revolusioner datang, reaksi langsung dari banyak orang adalah mengatakan 'tunggu'," ujar Anthony James, seorang ahli biologi molekuler yang berfokus pada nyamuk rekayasa hayati di Universitay of California di Irvine yang tidak terlibat dalam proyek Oxitec tersebut.
Baca Juga: Setelah Bercinta, Kecoak Jantan dan Betina Ini Saling Memakan
"Jadi fakta bahwa [Oxitec] bisa mendapatkan persidangan di Amerika Serikat adalah masalah besar."
Pertanyaan yang tetap muncul dari proyek ini adalah apakah nyamuk hasil rekayasa genetika akan menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada nyamuk lokal, hewan-hewan lain, atau ekosistem secara luas. Misalnya, setelah Oxitec melepaskan nyamuk hasil rekayasa genetika di Jacobina, Brasil, gen dari serangga itu muncul di populasi nyamuk lokal, mengisyaratkan bahwa gen yang mematikan tersebut gagal membunuh beberapa keturunan betina sebelum mereka bisa kawin.
Keturunan hibrida mereka tidak membawa gen yang mematikan, melainkan membawa gen dari populasi asli nyamuk Kuba dan Meksiko yang pertama kali digunakan untuk menciptakan nyamuk hasil rekayasa genetika, menurut sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports. Tidak jelas apakah atau bagaimana gen baru ini mungkin telah mengubah biologi nyamuk tersebut.
Ahli biologi molekuler Natalie Kofler, pendiri Editing Nature, sebuah organisasi yang mengadvokasi penggunaan hasil modifikasi gen yang bertanggung jawab, mengatakan kepada Nature bahwa dia berharap uji coba Oxitec akan dilakukan "dengan cara yang transparan, dan dengan cara yang dapat membuat beberapa anggota komunitas merasa lebih baik tentang keseluruhan situasinya." Ia juga berharap, bahwa data yang akan diungap Oxitec tersebut akan memberikan wawasan tentang bagaimana nyamuk hasil modifikasi itu dapat memengaruhi spesies dan ekosistem lokal secara keseluruhan.
Source | : | Gizmodo,Nature,Live Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR