Pertanyaan dalam survei membantu mengukur bagaimana berkebun di luar angkasa memengaruhi suasa hati astronaut.
Misalnya, apakah berkebun menarik, menuntut, atau bermakna?
Apakah itu berdampak pada berlalunya waktu, kinerja tugas misi, atau hubungan dengan anggota kru?
Apakah berkebun meningkatkan hubungan mereka dengan bumi, keinginan untuk memanen atau mengonsumsi tanaman, atau konsumsi makanan secara umum?
Seberapa efektifkan berkebun sebagai sumber rangsangan sensorik untuk pengelihatan, sentuhan, penciuman, dan rasa?
Baca Juga: NASA Bingung dengan Munculnya Garis-Garis Geologi Aneh di Rusia
Saat sayuran siap disantap, para astronaut juga menyelesaikan penilaian sensorik. Mereka menilai rasa, warna, penampilan, aroma, tekstur, dan rasa produk untuk melihat apakah kerja keras pada sayuran mereka terbukti bermanfaat sebagai suplemen untuk makanan luar angkasa yang dikemas.
Sejauh ini, tujuh astronot telah menyelesaikan survei tersebut. Gioia berharap bisa mensurvei total 24 astronaut sebelum studi selesai.
Hasil awal menunjukkan bahwa beberapa peserta senang bekerja dengan tanaman selama waktu senggang mereka, menghabiskan banyak waktu untuk merawat tanaman selama misi mereka, sementara yang lain lebih menyukai aktivitas yang berbeda.
Terlepas dari vatiabilitasnya, tidak ada yang menganggap pekerjaan mereka dengan tanaman tidak berarti, dan semua menghargai kegunaan menanam tanaman di luar angkasa.
Umpan balik astronaut akan membantu NASA merancang sistem pangan yang lebih baik untuk misi luar angkasa di masa depan.
"Kami sedang mempelajari tanaman apa yang akan ditanam untuk membantu melengkapi diet, kegiatan mana yang harus otomatis atau dioperasikan dari jaka jauh, dan mana yang harus memiliki pilihan untuk keterlibatan kru," jelas Gioia. "Sistem pertumbuhan yang berbeda dan misi luar angkasa yang berbeda akan memiliki solusi yang berbeda untuk pertanyaan ini."
Source | : | NASA |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR