Pada 1926, Soviet, dengan tujuan memasukkan Wrangel ke dalam wilayahnya, memindahkan suku Chukchi dari Siberia ke pulau itu secara paksa. Koloni kecil suku ini bertahan hingga 1970-an, saat tempat itu diresmikan sebagai suaka. Keturunan para pemukim awal itu mulai dipulangkan ke daratan.
Karena kelompok Corwin merupakan orang pertama yang menancapkan bendera di Wrangel, kelompok radikal tertentu di AS bersikukuh bahwa pulau itu merupakan wilayah sah Amerika Serikat. Seorang penulis blog gerakan Tea Party tahun lalu gembar-gembor menyatakan bahwa Presiden Barack Obama menyerahkan Wrangel ke “rezim Putin” sebagai bagian dari “perang menentang kemerdekaan energi AS.”
Tidak ada cadangan minyak besar yang diketahui berada di sekitar Pulau Wrangel. Kalaupun ada, lapisan es yang ada hampir sepanjang tahun akan membuat penambangannya sangat sulit dan mahal.
Berkat kurangnya sumber daya alam yang dapat dieksploitasi, Wrangel dapat hidup tenteram. Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Rusia mengumumkan rencana untuk mengembangkan ekowisata di sini. Pulau Wrangel tetap menjadi laboratorium alam bagi satwa Kutub Utara dan manusia yang menelitinya.
Ilmuwan yang datang mengatakan, lanskap perawan Pleistosen yang tersembunyi di ujung utara dunia ini menciptakan kesan kuat yang selalu terbayang-bayang. “Rasanya seperti kita sampai ke ujung Bumi,” kata Daniel Fisher, ahli paleontologi mamut.
“Lingkungannya sangat perawan,” kata Irina Menyushina, yang telah menghabiskan 32 musim di Pulau Wrangel meneliti kukuk salju dan rubah kutub. “Kita merasa begitu dekat dengan proses yang telah berlangsung sejak awal alam semesta, yaitu kelahiran, kematian, bertahan hidup, serta pasang surut populasi. Setiap tahun saat kembali ke Wrangel, saya kembali tersihir pukauannya.”
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR