Safron di masa lalu, dinilai sebagai obat yang dapat mengobati segala macam penyakit. Alexander the Great begiatu dia usai berperang, dia akan mandi dengan air hangat yang telah dipadukan dengan safron. Dia percaya bahwa air safron berkhasiat untuk menyembuhkan lukanya.
Pada abad pertengahan, safron bahkan menjadi obat yang diresepkan untuk mengobati penyakit pes. Sampai saat ini, safron kersap digunakan untuk mengobati penyakit seperti asma, depresi, dan disfungsi seksual.
Safron diperoleh dari bunga Crocus sativa (umumnya dikenal sebagai safron crocus). Meskipun asal-usulnya belum jelas, kebanyakan menceritakan safron pertama kali di Iran, Mesopotamia, atau Yunani. Dari wilayah tersebut kemudian menyebar ke wilayah lain di dunia.
Baca Juga: Takdir Nusantara, Dari Jelajah Rempah Sampai Jelajah Emas Hitam
Ada sebuah kisah tentang bagaimana safron tiba di Kashmir. Kisah tersebut mengklaim bahwa safron diperkenalkan ke wilayah Kashmir, oleh Persia, pada 500 SM dalam upaya memperluas pasar.
Sumber lain menyebutkan safron dibawa oleh dua orang sufi pada abad ke-12 bernama Khawaja Masood Wali dan Sheikh Sharifudin Wali. Mereka menghadiahkan umbi safron kepada seorang kepala suku di Kashmir, karena telah menyembuhkan mereka dari penyakit.
Safron adalah rempah termahal di dunia, ia bisa dihargai 35 ribu rupiah sampai 260 ribu rupiah per gram. Banyak para pembeli yang tertarik dengan safron Afghanistan karena dinilai bentuknya lebih cantik dan menarik. Tingginya harga safron disebabkan oleh sulitnya mendapatkan tanaman tersebut. Karena dinilai sebagai tanaman yang berharga, safron pun banyak dipalsukan.
Baca Juga: Jalur Rempah Utara-Selatan: Simpul Filipina, Tiongkok, dan Nusantara
Source | : | ancient-origins.net |
Penulis | : | Fadhil Ramadhan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR