Menyambut peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh pada tanggal 31 Mei 2012 mendatang, klinik konseling berhenti merokok mulai dikembangkan di Yogyakarta. Klinik ini merupakan upaya pengendalian masalah rokok di Indonesia.
Direktur Quit Tobacco Indonesia (QTI) mengatakan sekitar 70-80 persen perokok sebenarnya ingin berhenti merokok. Namun, hanya separuh dari mereka yang akhirnya benar-benar dapat berhenti merokok total sebelum usia 60 tahun. "Sebanyak 20 persen perokok menggunakan konseling dalam usaha mereka berhenti merokok," ujarnya usai jumpa pers jelang Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia, di Yogyakarta, Selasa (29/5).
Klinik konseling merokok akan memfasilitasi perokok dalam mendapatkan bimbingan tentang seputar rokok. Seperti dampak serta masalah kesehatan ditimbulkan. Bahkan mereka pun diperbolehkan untuk konsultasi dengan konselor khususnya dalam program berhenti merokok. Saat ini, Klinik konseling berhenti merokok berlokasi di Balai Pengobatan Penyakit Paru (BP4) Yogyakarta serta di RSUD Wirosaban Yogyakarta dan RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Dinas Kesehatan kota Yogyakarta juga telah meminta QTI menginisiasi berdirinya klinik konsultasi berhenti merokok di 18 puskesmas kota Yogyakarta. Jumlah capaian pasien di klinik tersebut telah tercatat sebanyak 507 orang.
Sementara itu, untuk memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia ini, pemerintah Kota Yogyakarta akan mengadakan aksi simpatik yang diikuti sekitar 15 Rukun Warga-nya. Dalam aksi tersebut, peserta akan membagikan stiker dan petisi dari sejumlah tokoh yang telah memilih berhenti merokok seperti Herry Zudianto, mantan Walikota Yogyakarta.
Kepala Bidang Promosi Penanganan Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Citraningsih, mengakui bahwa memberhentikan orang untuk merokok bukan pekerjaan mudah. Di klinik konsultasi rokok yang khusus dibuka oleh pegawai pun kurang diminati.
"Dengan aksi simpatik tersebut, diharapkan dapat membangkitkan keinginan tahu orang akan bahaya merokok dan menghirup asap rokok. Selanjutnya, kebiasaan merokok dapat dikurangi bahkan dihilangkan," kata Citraningsih.
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR