Bermula dari mendirikan hotel berbintang tiga pada 1981, Santika Indonesia Hotels & Resort kini mengelola tak kurang dari 49 hotel bintang tiga (Santika), bintang empat (Santika Premiere), bintang lima (Royal Ambarukmo Yogyakarta ), Royal Collection (The Kayana, The Samaya Seminyak, The Samaya Ubud).
Santika Indonesia Hotels & Resort juga menjadi pelopor budget, smart, stylish hotel -- Amaris – yang kini diikuti jejaknya oleh group hotel lain. Pada 2013, group Santika siap mengelola 20 hotel lagi, termasuk mulai merambah ranah internasional dengan Amaris Hotel Bugis di Singapura, dan Australia.
Untuk memperluas jaringan pemasaran, Santika Indonesia Hotels & Resort menggandeng Gullivers Travel Associates (GTA). Penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) dilakukan pada Kamis, (21/2) di Santika Premiere, Jakarta oleh Johanes Widjaja, Direktur Keuangan Santika Indonesia Hotels & Resorts dan Martin Jones, Vice President GTA untuk Asia Pasifik.
Kesepakatan ini pun merupakan peluang bagi Indonesia untuk memperkenalkan, bahwa Indonesia tak melulu dikenal lewat Bali dan Jakarta. Jaringan hotel dan resort group Santika yang tersebar di kota “kecil” macam Cirebon dan kepulauan Nusantara akan lebih membuka mata calon pelancong ke Indonesia.
Dalam jumpa pers setelah nota kesepahaman, Johanes Widjaja mengungkapkan pandangan bahwa maskapai penerbangan adalah penentu utama meningkatkan arus pejalan ke suatu kota tujuan. Ini terlihat dari meningkatnya arus pejalan seiring maraknya budget airlines.
Penerbangan langsung Air Asia ke Bandung dan Yogyakarta dari Kuala Lumpur, misalnya, sangat berarti meningkatkan jumlah pejalan ke dua kota itu yang berimbas positif pada tingkat hunian hotel. Di luar Jawa, kasus serupa terjadi pada Medan dan Makassar.
Santika Indonesia Hotels & Resort menangkap peluang ini dengan mendirikan Santika Premiere Dyandra di Medan berupa hotel dan balai sidang, dan Santika Premiere Makassar.
Dalam catatan pengamatan Vivi Herlambang, Corporate Marketing Manager Santika Indonesia Hotels & Resort, Indonesia secara umum kini tercatat sebagai negara ketiga setelah Cina dan India sebagai pasar potensial terbesar untuk industri pariwisata terkait hospitality. Jadi, bisnis hotel dan resort di Indonesia memang masih sangat menjanjikan dan terus berkembang.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR