Jika manusia yang dilengkapi pakaian khusus luar angkasa dikirim ke Mars, ia dapat menggantikan pekerjaan dua robot penjelajah. Apa yang dilakukan robot ini selama setahun, dapat dilakukan manusia terlatih ini selama satu pekan saja.
Namun, biaya pengiriman manusia terlalu besar. Dua robot penjelajah, Opportunity dan Spirit, yang mendarat di Mars tahun 2004, jadi pilihan tepat pengganti manusia. "Sejak awal, kami ingin sebuah pandangan dengan resolusi visual manusia," ujar Jim Bell, ahli astronomi dari Cornell University dan ilmuwan yang memimpin pengoperasian kamera panoramik (Pancam) pada tiap penjelajah itu.
Pancam ini memiliki dua mata, layaknya manusia, dan kedua lensanya berjalan setinggi manusia: 1,5 meter dengan sebuah tiang di atas dek dari panel tenaga surya robot penjelajah ini. Untuk Larry Soderblom, seorang ahli geofisika dan ahli yang mempelajari planet-planet pada USGS di Flagstaff, Arizona, hasil penglihatan kedua lensa tersebut bisa dikatakan sebagai sebuah "pesona".
Gambar-gambar yang sangat detail atas planet asing ini dan dalam mempelajarinya sepertinya mampu mengontrol imajinasi. Di satu bagian otak, ujar Soderblom, "Anda akan mulai berpikir bahwa anda betul-betul ada di sana."
Para ilmuwan yang setiap harinya mengirimkan perintah kerja pada kedua robot di permukaan planet merah ini, mengambil gambar, memeriksa lapisan sedimen, dan menggerus lubang-lubang. "Oh wow, lihat itu!" seru Steve Squyres ketika sebuah gambar pemandangan Mars muncul di monitor pada suatu malam akhir tahun 2004.
Squyres, sang ahli geologi planet yang kurus dan sangat energetik di Cornell University dan merupakan pemimpin otak cemerlang di belakang misi Spirit dan Opportunity, terus menyebut “wow” belakangan ini.
Atau, lebih tepatnya, kata "sol", istilah untuk menyebut satu hari di Mars yang terdiri dari 24 jam dan 39 menit. Dia memakai jam yang disesuaikan dengan waktu di Mars.
Bahkan dia dan beberapa pengendali robot penjelajah tersebut menggunakan istilah seperti "yestersol" (kemarin waktu Mars).
Dalam beberapa bulan pertama, Squyres dan sejumlah ilmuwan robot penjelajah lainnya bahkan bekerja dalam waktu Mars dengan shift malam maupun siang di markas besar misi ini, yaitu di Jet Propulsion Laboratory NASA, California, Amerika Serikat.
Kini, manusia benar-benar nekat ingin menjelajah Mars secara langsung. Program yang didirikan sebuah perusahaan non-profit Mars One misalnya. Mereka bertekad mengirimkan manusia ke Mars pada 2023 dengan pencarian peserta dilakukan selama dua tahun.
Atau sebuah perusahaan swasta, The Insipiration Mars, yang secara resmi menyatakan pengiriman manusia ke Mars pada Januari 2018. Kesemua misi ini sudah diberi tahu semua risiko yang akan terjadi.
(Kisah lengkap mengenai misi Spirit dan Opportunity ini pernah dituangkan dalam National Geographic Indonesia pada edisi Juli 2005, dilengkapi dengan up-date berita terkini).
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR