Tepat pada tanggal ini, 1 Juli 71 tahun lalu, Field Marshal Erwin Johannes Eugen Rommel dipaksa bertahan habis-habisan di Afrika Utara untuk mempertahankan kekuasaan Nazi-Jerman yang tergabung dalam Kekuatan Poros (The Axis Powers).
Padahal sebulan sebelumnya, Rommel berhasil memukul mundur pasukan Inggris ke Mesir. Kemenangan Marsekal berjuluk "Si Rubah Gurun" atas Inggris sempat dianggap muskil. Tersebab, Jerman saat itu sudah kalah jumlah pasukan dan artileri.
Hebatnya, Rommel bisa memaksa Inggris mundur --sebegitu hebatnya kemunduran itu hingga membuat Inggris meninggalkan banyak suplai.
Si Rubah Gurun terkenal mampu mengeksploitasi kecepatan dan kejutan. Inilah yang menjadi cikal reputasinya yang legendaris. Bahkan, pria kelahiran Heidenheim ini mendapat respek luar biasa dari pihak tentara Inggris. Dalam sejarah, tidak banyak orang yang semasa hidupnya telah menjadi legenda. Dan, Rommel masuk dalam legenda itu.
Jenderal Inggris, C.J Auchinleck, sampai harus mengeluarkan keputusan khusus agar anak buahnya tidak menganggap Rommel sebagai "superman". Auchinleck juga melarang adanya pengucapan nama Rommel.
"Kita harus menyebutnya cukup dengan 'orang Jerman', 'pihak Axis', atau 'musuh', dan tidak lagi selalu menyebut Rommel," titah tertulis Auchinleck saat itu.
Tapi secara perlahan, kekuatan Rommel mulai pudar. Ia dikalahkan oleh kekuatan musuh yang jauh lebih besar di El Alamein, Mareth, dan Normandia.
Kejatuhannya tak terhindarkan setelah dituduh terlibat usaha menyingkirkan pemimpin Nazi, Adolf Hitler, pada pertengahan 1944. Secara prinsip, tampaknya Rommel tidak setuju atas upaya pembunuhan Hitler. Tapi untuk menurunkan Hitler dari kekuasaan, seolah-olah Rommel menyetujuinya.
Si Rubah Gurun diturunkan paksa dari kejayaannya saat Pengadilan Militer memutuskan bahwa ia bersalah atas konspirasi. Rommel akhirnya tewas setelah menelan pil sianida pada 14 Oktober 1944. Beberapa sumber menyebut Rommel dipaksa bunuh diri demi keselamatan keluarganya. Hitler, yang tidak mau kehilangan simpati rakyat, menyatakan Rommel wafat karena serangan jantung.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR