Saksi mata yakni para pembantu firaun, membuat Pentawere dinyatakan bersalah. Meski demikian, bagaimana Pentawere mengakhiri hidupnya masih jadi perdebatan di antara para ilmuwan.
“Bagaimana tepatnya Pentawere bunuh diri adalah bahan perdebatan di antara para sarjana, dengan keracunan dan gantung (atau kombinasi keduanya) umumnya dianggap sebagai metode yang paling mungkin,” kata papirus itu.
Sementara teori populer mengatakan mumi tersebut adalah Pangeran Pentewere, putra Firaun Ramses III dan salah satu istrinya, Tiye. Tapi teori terbaru meragukan penjelasan itu.
Dr Bob Brier, seorang arkeolog di University of Long Island di New York yang telah memeriksa mayat tersebut. "Dua kekuatan bekerja pada mumi ini: satu untuk menyingkirkannya dan yang lain untuk mencoba dan melestarikannya," ujarnya.
Baca Juga: Kematian George Herbert: Apakah 'Kutukan Mumi' Mesir Kuno Itu Nyata?
Dr Zahi Hawass dari Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Mesir percaya bahwa mumi itu adalah seorang pangeran yang mempermalukan keluarganya yang dikuburkan bersama bangsawan lain tetapi ditutupi kulit domba.
“Dalam pikiran orang Mesir kuno, menutupi dengan kulit domba berarti dia tidak bersih, dia melakukan sesuatu yang buruk dalam hidupnya,” papar Dr Hawass.
“Kami belum pernah melihat mumi seperti ini, menderita. Itu tidak normal, dan itu memberi tahu kami sesuatu terjadi, tetapi kami tidak tahu persis apa,” sambungnya.
Sebagai informasi, mumi yang mendapat julukan sebagai mumi menjerit ini sebenarnya sudah ditemukan lebih seabad yang lalu yakni pada 1881 di Deir el-Bahari, sebuah kompleks makam di seberang Sungai Nil.
Baca Juga: Rahasia Baru Pengawetan Mumi Mesir Kuno Dalam Papirus Louvre Carlsberg
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR