Nationalgeographic.co.id—Misteri 'The Screaming Mummy' alias mumi menjerit peninggalan Mesir Kuno akhirnya terungkap. Berbeda dengan penemuan mumi biasanya, mumi satu ini memang menarik banyak perhatian orang. Pasalnya, mimik wajahnya tampak sekarat dalam penderitaan sebelum mati.
Dikutip dari artikel yang ditayangkan The Sun pada 11 Februari 2018 silam, para arkeolog terkejut mendapati wajah mumi seakan berteriak kesakitan. Namun kini semua pertanyaan tersebut terjawab.
Pangeran Pentawere adalah sosok dibalik mumi tersebut, yang merupakan seorang pria diduga berhasil untuk membunuh ayahnya sendiri, Firaun Ramses III.
Setelah misinya berhasil, kemungkinan Pangeran Pentawere mengakhiri hidupnya sendiri setelah diadili. Fosil mumi tersebut kini dipamerkan di Museum Mesir di Kairo.
Mumi Pentawere, yang dikenal sebagai mumi menjerit, tidak dimumikan dengan benar. Tidak ada cairan pembalseman yang digunakan, dan tubuhnya dibiarkan menjadi mumi secara alami. Dengan mulut ternganga dan otot-otot wajahnya tegang untuk membuatnya tampak seolah-olah mumi itu berteriak.
Menurut laporan Live Science, tidak dijelaskan apakah wajahnya yang seperti menjerit karena proses alami atau dipaksakan. Bahkan, jasadnya dimakamkan dengan balutan kulit domba yang di mana dalam kebudayaan Mesir Kuno diyakini sebagai material kotor secara ritual.
Papirus kuno bernama Papirus Yudisial Turin, mengungkap kisah pembunuhan Ramesses III oleh putranya sendiri yang kini menjadi mumi itu. Berdasarkan studi pada tahun 2012, sang raja yang berkuasa dari 1184-1155 SM, diketahui tewas akibat luka sayatan di lehernya, kemungkinan dalam upaya pembunuhan yang diatur oleh Pentawere.
Baca Juga: Sains Menghidupkan Kembali Nebiri, Mumi Mesir Kuno Berusia 3.500 Tahun
Para ilmuwan juga melakukan analisis genetik, yang membuktikan bahwa mumi yang menjerit itu adalah putra Ramses III. Berdasarkan perawatan penguburan mumi yang tidak biasa, para peneliti mengkonfirmasi bahwa itu kemungkinan besar ialah mumi Pentawere.
Papirus Yudisial Turin mengungkap bahwa mereka yang membantu Pentawere dalam pembunuhan itu turut dihukum. Dalam proses peradilan, turut diadili perwira militer, pejabat sipil, dan para gundik sang firaun.
Justru, Pentawere diduga turut dibantu oleh ibunya yang bernama Tiye dan merupakan salah satu istri sang firaun. Proses peradilan sendiri disaksikan oleh pewaris sah Ramesses III, Ramesses IV.
Lebih lanjut, papirus yudisial mengatakan bahwa Pangeran Pentawere diadili karena dia telah berkolusi dengan Tiye, ibunya, ketika dia merencanakan masalah dengan para wanita gundik sang firaun.
Baca Juga: Mumi Amun Ra, Mumi Mesir Kuno Yang Membawa Selalu Kemalangan
Saksi mata yakni para pembantu firaun, membuat Pentawere dinyatakan bersalah. Meski demikian, bagaimana Pentawere mengakhiri hidupnya masih jadi perdebatan di antara para ilmuwan.
“Bagaimana tepatnya Pentawere bunuh diri adalah bahan perdebatan di antara para sarjana, dengan keracunan dan gantung (atau kombinasi keduanya) umumnya dianggap sebagai metode yang paling mungkin,” kata papirus itu.
Sementara teori populer mengatakan mumi tersebut adalah Pangeran Pentewere, putra Firaun Ramses III dan salah satu istrinya, Tiye. Tapi teori terbaru meragukan penjelasan itu.
Dr Bob Brier, seorang arkeolog di University of Long Island di New York yang telah memeriksa mayat tersebut. "Dua kekuatan bekerja pada mumi ini: satu untuk menyingkirkannya dan yang lain untuk mencoba dan melestarikannya," ujarnya.
Baca Juga: Kematian George Herbert: Apakah 'Kutukan Mumi' Mesir Kuno Itu Nyata?
Dr Zahi Hawass dari Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Mesir percaya bahwa mumi itu adalah seorang pangeran yang mempermalukan keluarganya yang dikuburkan bersama bangsawan lain tetapi ditutupi kulit domba.
“Dalam pikiran orang Mesir kuno, menutupi dengan kulit domba berarti dia tidak bersih, dia melakukan sesuatu yang buruk dalam hidupnya,” papar Dr Hawass.
“Kami belum pernah melihat mumi seperti ini, menderita. Itu tidak normal, dan itu memberi tahu kami sesuatu terjadi, tetapi kami tidak tahu persis apa,” sambungnya.
Sebagai informasi, mumi yang mendapat julukan sebagai mumi menjerit ini sebenarnya sudah ditemukan lebih seabad yang lalu yakni pada 1881 di Deir el-Bahari, sebuah kompleks makam di seberang Sungai Nil.
Baca Juga: Rahasia Baru Pengawetan Mumi Mesir Kuno Dalam Papirus Louvre Carlsberg
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR