Psikoterapi paling populer yakni terapi perilaku kognitif, bisa bantu anak dan remaja yang mengalami migrain kronis. Hal ini terungkap dalam studi terbaru yang dimuat dalam jurnal American Medical Association.
Penelitian ini mengungkapkan terapi perilaku kognitif dapat mengurangi rasa sakit kepala hingga migrain pada anak dan remaja. Tentunya terapi ini dijalankan sebagai tambahan dari konsumsi antidepresan yang kerap diberikan kepada penderita migrain.
"Sekarang sudah ada bukti kuat bahwa terapi perilaku kognitif bermanfaat untuk manajemen sakit kepala. Terapi ini perlu rutin dilakukan pada anak-anak, sebagai perawatan migrain kronis sambil tetap mengonsumsi obat-obatan. Terapi ini bukan sebagai pengganti obat, atau bukan hanya diberikan saat obat-obatan tidak efektif mengatasi migrain," ungkap peneliti dari Cincinnati Children's Hospital Medical Center.
Studi ini melibatkan 135 anak dan remaja usia 10-17, dengan 79 persennya adalah perempuan. Mereka mengalami migrain kronis (kondisi di mana seseorang mengalami sakit kepala minimal selama 15 hari atau lebih dalam sebulan). Rata-rata responden penelitian ini mengalami migrain 21 hingga 28 hari dalam sebulan.
Sebanyak 64 responden menjalani terapi perilaku kognitif selama 10 minggu, sambil tetap mengonsumsi obat migrain. Sementara 71 orang menjalani program edukasi mengenai sakit kepala selama 10 minggu sambil tetap konsumsi obat migrain.
Para peneliti kemudian memantau kondisi partisipan dalam periode tiga, enam, sembilan, dan 12 bulan kemudian. Setelah memantau selama 20 minggu, 129 orang masih menjalani program sementara 124 orang menjalani program selama 12 bulan.
Setelah menjalani terapi, partisipan mengalami penurunan jumlah hari sakit kepala dalam sebulan. Rata-rata mengalami pengurangan hari sebanyak 11,5 hari. Sementara pada grup yang menjalani program edukasi, bukan terapi, juga mengalami penurunan namun tidak signifikan, yakni penurunan 6,8 hari sakit kepala dalam sebulan.
Dengan pengamatan selama setahun, hampir 86 persen partisipan yang menjalani terapi mengalami penurunan 50 persen hari sakit kepala dalam sebulan. Sedangkan 69 persen partisipan program edukasi mengalami penurunan yang sama.
Peserta terapi, 88 persen, juga mengaku migrain mulai berkurang bahkan hilang. Sedangkan peserta program edukasi, 76 persen mengaku tidak lagi mengalami migrain.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR