Pemerintah Kota Ternate mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi Maluku Utara untuk mengambil alih pengelolaan Benteng Kalamata di kawasan Kayu Merah Ternate.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Ternate, Husen Alting di Ternate, Senin (3/2) mengatakan, Benteng Kalamata merupakan satu-satunya dari 17 benteng peninggalan kolonial di wilayah Ternate yang pengelolaannya masih berada di bawah kewenangan Pemprov Maluku Utara (Malut).
Pemkot Ternate ingin mengambil alih pengelolaan benteng peninggalan Portugis tersebut agar pemkot lebih leluasa dalam mengembangkannya sebagai salah satu obyek wisata peninggalan sejarah di daerah ini.
"Pemkot Ternate sudah menyiapkan petugas yang akan menangani pengelolaan Benteng Kalamata tersebut jika sudah diserahkan pengelolaannya oleh pemprov ke Pemkot Ternate. Petugas itu nantinya selain melakukan pemeliharaan juga akan memberikan penjelasan kepada setiap wisatawan yang berkunjung mengenai sejarah benteng itu," katanya.
Pemkot juga telah memprogramkan pembangunan pusat industri kerajinan di sekitar Benteng Kalamata tersebut, sehingga wisatawan yang berkunjung ke benteng itu sekaligus bisa membeli berbagai cenderamata khas Ternate yang dijual para perajin di lokasi itu.
Menyinggung penataan Benteng Orange di kawasan Gamalama Ternate, Husen Alting, mengatakan bahwa pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran Rp10 miliar lebih untuk revitalisasi benteng yang dibangun Belanda pada abad ke-16 itu.
Revitalisasi itu akan dimulai setelah semua warga yang bermukim di dalam kawasan benteng direlokasi ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang dibangun Kementerian Perumahan Rakyat di wilayah Sabia Ternate.
Husen menambahkan, Benteng Orange tersebut nantinya akan dijadikan Pemkot Ternate sebagai pusat pengembangan pariwisata dan kebudayaan Kota Ternate dengan tidak merusak statusnya sebagai cagar budaya.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR