Nationalgeographic.co.id—Penemuan penting didapat dari lokasi pembangunan di jalan St. Richard, Deal, wilayah Kent, Inggris. Kali ini, ditemukan permakaman yang menjadi tempat peristirahatan terakhir beberapa penutur Bahasa Inggris pertama. Dilansir dari Kent Online, total ada 40 jenazah mulai dari pria, wanita, hingga anak-anak yang dimakamkan di sini.
“Saya telah menjadi arkeolog di Kent selama 36 tahun dan secara pribadi ini adalah penemuan terpenting yang pernah saya dapati,” ujar Tim Allen, selaku direktur dari Kent Archaeological Projects kepada Kent Online.
“Orang-orang Jute adalah orang pertama yang berbahasa Inggris, mereka berbicara bahasa Inggris kuno, Anglo-Saxon. Ini adalah asal mula Inggris, di sini,” jelasnya.
Diketahui, dahulu orang Inggris kuno berbicara dalam bahasa Celtic.
Situs ini awalnya merupakan kuburan bagi orang-orang dari akhir Zaman Neolitikum hingga awal Zaman Perunggu, 4.000 tahun yang lalu. Adapun tulang belulang yang ditemukan dari masa itu adalah milik seorang anak laki-laki berusia sekitar 12 tahun. Perkiraan usia ini didapat dari pemeriksaan pada giginya, tetapi belum diketahui penyebab meninggalnya anak ini.
Baca Juga: Biara Anglo-Saxon di Inggris, Bukti Kekuasaan Ratu Cynethryth
Sebuah parit dari tahun 2.000 Sebelum Masehi juga ditemukan, diduga parit ini menjadi penanda tanah permakaman mula-mula.
Menariknya, sekelompok jenazah yang dimakamkan adalah orang-orang Jute dari abad ke-5 dan ke-6. Diyakini mereka memilih sendiri permakaman tersebut sebagai makam mereka. Ada dua makam yang berdampingan, liang pertama berisi tulang belulang seorang prajurit sekaligus bangsawan Jute, sementara liang di sebelahnya terdapat tulang-belulang kuda dan anjing miliknya.
Diduga prajurit ini gugur dalam pertempuran terlihat dari tengkoraknya yang hancur. Pihak peneliti juga meyakini hewan-hewan peliharannya juga mati dalam pertempuran yang sama.
“Dia adalah seorang bangsawan dengan status yang sangat tinggi. Tampaknya dia meninggal dalam perang karena perisai miliknya diletakkan menutupi wajahnya yang hancur,” ungkap Tim Allen.
Dia dikubur bersama pedang, tombak, dan dua pisau miliknya. Pedang kepunyaannya dihias dengan batu semi mulia pada gagangnya. Ini menjadi tanda permakaman orang penting,” lanjutnya.
Tulang belulang prajurit Jute lainnya didapat dari liang berbeda. Sama seperti sebelumnya, jenazah dikubur bersama pedang dan perisainya sendiri masih jelas terlihat. Diperkirakan jenazah memiliki tinggi sekitar 168 sentimeter dan dikubur sekitar tahun 550 Masehi.
Situs ini menjadi permakaman dari dua masa yang berbeda. Dari Zaman Perunggu, makam berbentuk oval dan jenazah diletakkan dalam posisi meringkuk. Sedangkan makam orang-orang Jute berbentuk persegi panjang. Jenazah dibaringkan dalam posisi terlentang dengan tangan yang menyilang di atas dada. Harta benda yang ikut dikubur dipercaya ikut dibawa ke alam baka.
Baca Juga: Melihat Ratusan Tulang Bayi dari Zaman Romawi di Israel dan Inggris
Lebih lanjut mengenai orang Jute, dilansir dari Ancient Origins, Jute merupakan salah satu suku Nordik yang menyerbu dan menetap di Britania Raya pada akhir masa pendudukan Romawi, sekitar tahun 410 Masehi. Menurut Venerable Bede atau Santo Bede, Jute adalah salah satu dari tiga suku Jermanik yang paling kuat bersama dengan Anglo dan Saxon.
Sebuah artikel yang dirilis oleh Mediaeval Eurasia berjudul Who were the Jutes? menjelaskan kalau suku ini diyakini berasal dari Jutland, yang sekarang disebut dengan Denmark. Bede sendiri menulis bahwa orang-orang Jute tiba di Inggris dan menetap di Kent, Isle of Wight, dan daerah Hampshire. Mereka datang menyerbu dan menetap di Kent karena merupakan pusat perdagangan yang berkembang pesat di antara kaum Frank dan Frisia.
Source | : | ancient origins,Kent Online |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR