Salah satu kuliner kawasan Timur Tengah adalah kuliner dari negara Lebanon. Kuliner Lebanon serumpun dengan negara sekitarnya seperti Suriah dan Turki. Seperti dituturkan Chef Raymond Abou Rjeily, kuliner Lebanon menitikberatkan pada makanan sehat dengan banyak penggunaan sayuran. Juga memakai yoghurt yang sehat untuk tubuh.
"Masakannya juga sederhana, kami menghargai rasa asli dari bahan masakan yang akan diolah," katanya.
Raymond merupakan Chef de Cuisine Hotel Mandarin Oriental, Kuala Lumpur. Ia adalah orang Lebanon dan lahir di Lebanon. Chef Raymond memulai karirnya lebih dari 12 tahun yang lalu dengan pengalaman kerja di berbagai restoran terbaik di hotel bintang lima di Beirut, Doha, Abu Dhabi, Dubai, dan kini Kuala Lumpur.
Seperti juga ciri khas kuliner Timur Tengah, hidangan Lebanon banyak menggunakan rempah-rempah. Namun, cenderung halus sehingga rasa rempah-rempah tak menjadi dominan. Masakan Lebanon juga banyak memakai teknik memasak dengan cara bakar atau panggang.
Penasaran seperti apa hidangan Lebanon? Anda bisa cicipi di restoran Cinnamon yang berada di Mandarin Oriental, Jakarta. Di tanggal 14 sampai 19 April 2014, para pecinta kuliner diajak untuk menjelajah hidangan otentik asal Lebanon kreasi Chef tamu Raymond.
Chef Raymond menampilkan menu-menu tradisional, mulai dari aneka mezzeh dan roti. Serta menu utama seperti Shish Tawouk dan Kafta Antabli. Ada pula hidangan manis khas Lebanon seperti baklava dan zabadi. Menu buffet tersedia untuk makan siang dan makan malam dengan harga Rp 295.000++ per orang. Menu yang disajikan akan berubah setiap tiga hari.
Coba cicipi Fatoush atau salad ala Lebanon yang mendunia. Aneka sayuran yang tersedia di pasar bisa digunakan di fatoush. Biasanya menggunakan tomat dan daun salada. Bisa juga dengan tambahan daun mint. Serta roti pita yang telah digoreng. "Sayurnya bisa apa saja. Tapi sausnya wajib pakai campuran minyak zaitun dan cuka," kata Chef Raymond.
Ada beberapa hidangan utama yang ditampilkan. Salah satunya adalah Chicken Tajine. Ayam diberi bumbu rempah saffron, bawang merah, dan lemon. Namun lemon sebelumnya dibuat menjadi asinan terlebih dahulu.
Sedangkan untuk hidangan penutup, Chef Raymond mengaku orang Lebanon suka rasa serba manis. Coba cicipi baklava yang renyah dan legit. Atau, Mouhalabiah berupa puding susu yang manis. Teksturnya sangat halus karena menggunakan banyak air.
Paling menarik adalah station fountain. Namun bukannya fountain cokelat, Chef Raymond berkreasi dengan saus dari pasta wijen yang memang khas Lebanon. Rasanya gurih dan seperti susu. Keju, biskuit khas Lebanon, tomat, dan bit, menjadi bahan-bahan yang dicelupkan ke saus pasta wijen tersebut.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR