Nationalgeographic.co.id—Oktober 1492, di timur perairan kepulauan Guanahani--sebuah nama yang diberikan penduduk setempat--muncul kapal besar dari Eropa. Ketika melihat ada pulau setelah sebulan pelayaran, orang di dalam kapal itu berseru "Tierra! (Daratan!)" dan mengira mereka sudah sampai di India untuk perjalanan sucinya.
Karena perjalanan ini adalah tugas suci setelah kejatuhan kesultanan Muslim di Andalusia, pemimpin perjalanan ini menamakan kepulauan ini sebagai San Salvador yang berarti Penyelamat Suci. Kepulauan itu kelak berubah nama lagi menjadi Bahamas.
Tercatat, pemimpin pelayaran itu adalah Christopher Columbus, seorang pria Spanyol yang diduga lahir di Republik Genoa.
Masalahnya, namanya kerap kali bermasalah dalam penulisan, sehingga membuatnya memiliki 'krisis identitas'. Namanya dalam bahasa Indonesia ditulis sebagai Kristoforus Kolumbus, ada juga yang menulis Kristoforo Kolombo.
Tidak hanya itu, di Genoa nama dia dikenal sebagai Cristoffa Colombo, di Italia disebut sebagai Cristoforo Colombo, di Inggris sebagai Christopher Columbus. Sedang di Spanyol, tempat dia mengabdi disebut sebagai Cristóbal Colón.
Nama Cristóbal Colón tercatat dalam surat pemberitahuan hasil pelayarannya pada 4 Maret 1493, ketika dirinya berlabuh di Lisbon, Portugal. Surat itu berisi bahwa dirinya menemukan pulau 'perawan', dan mengklaim dirinya sebagai Gubernur Jenderal untuk kawasan yang disebut sebagai Hindia. Kabar ini menyebar begitu cepat di seluruh Eropa.
Kemudian nama Colón ini berubah ketika seorang pencetak dokumen bernama Pedro Posa dari Barcelona menulis, "Surat ini dikirim oleh Colom kepada Escrivano de Ración perihal pulau-pulau yang ditemukan di Hindia, yang terkandung dalam surat lain tertuju pada Yang Mulia.". Sontak, surat itu mengubah huruf 'n' menjadi 'm'.
Baca Juga: Mansa Abubakari II Lebih Dulu Temukan Benua Amerika daripada Columbus?
Manuel Rosa dalam buku Columbus the Untold Story memaparkan, perubahan huruf dari 'n' ke 'm' adalah kesalahan penulisan yang umum terjadi. Kesalahan itu masih dianggap maklum. Manuel Rosa sendiri adalah kandidat PhD di bidang sejarah Atlantik di University of the Azores, Portugal.
Barulah setelah publikasi Posa diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Aliander de Cosco untuk dioterbitkan ulang di Roma pada 29 April 1493, menjadi masalah besar terkait identitas Colón. Cetakan berita Romawi Suci ini membuat rusak nama Colom menjadi Columbo.
Nama ini kemudian menyebar ke seluruh Eropa, kecuali Spanyol, dan masyarakat tidak menyadari misinformasi ini.
"Penggambaran palsu dalang pelayaran epik sebagai Columbo dan bukan Colón adalah kesalahan yang tumbuh dan berkembang selama berabad-abad dan menipu sejarawan untuk menyelidiki dan menulis tentang orang yang salah," tulis Rosa di Ancient Origins. "Kesalahan berlanjut hingga hari ini dan tidak mungkin diperbaiki."
Baca Juga: Monumen Colombus, Kenangan Untuk Sang Penjelajah yang Kesasar
Putra dari Cristóbal Colón, Hernando Colón lewat catatan 1571 bahwa bentuk nama ayahnya dalam bahasa Latin sebagai Christopher Colonus. Selain itu tidak ditemukan dokumen Spanyol yang menunjukan namanya sbeagai Colombo, yang ada hanya Cristóbal Colón.
"Bertentangan dengan bahasa Portugis, di mana Colom sesuai dengan bentuk Portugis dari Colón Spanyol, sayangnya, kata colom dalam bahasa Catalonia (Barcelona) berarti merpati. Colom Catalanoia dalam cetakan Posa setara dengan colombo Italia dan columbus Latin, yang tidak sama dengan kōlon Yunani," terang Rosa.
Masih banyak sejarawan yang mempertahankan nama Colombo atas keseuaian tersebut. Bahkan para sejarawan menuding Hernando berbohong terkait identitas ayahnya, sehingga namanya juga ditulis sebagai Hernando Colombo.
Baca Juga: Suku Taino, DNA Penyintas Zaman Kedatangan Colombus di Amerika
Terkait asal-usul Columbus terlahir dari ayahnya yang penenun wol di Genoa masih kurang jelas. Risiko ini membuat marga Colombo berdatangan ketika mendapat kabar cicit Colón, Don Diego Colón meninggal dunia pada 1578 tanpa ahli waris.
Marga Colombo di Italia yang jelas tidak ada hubungannya dengan Colón mencoba merebut real estat, emas, tanah, dan wilayah besar di Hindia. Pada pengadilan, tidak ada orang bermarga Colombus asal Genoa yang memiliki hubungan langsung dengan Colón.
Salah satu yang berusaha mendapatkan warisan itu adalah Baltzaar Colombo yang tercatat sebagai penuasa Cuccaaro di Italia. Diketahui juga, dia adalah seorang penipu yang membuat Wasiat Terakhir Christopher Columbus pada 1498, dengan memuat namanya.
"Ketika kami melihat Wasiat Terakhir 1498 ini di Archivo General de Indias di Sevilla pada tahun 2003, kami langsung tahu bahwa itu adalah dokumen palsu," terang Rosa.
"Kata pertama dokumen itu berbunyi 'Tresaldo' yang berarti 'Salinan', tapi dokumen itu ditandatangani 'El Almirante' [yang berarti] Laksamana. Dengan kata lain, salinan ini seharusnya ditandangani oleh Laksamana yang sudah meninggal. Selanjutnya, tanggal pada dokumen itu adalah 1598 tetapi seorang membubuhkan 4 di atas 5 agar terlihat seperti 1498 (tahun menjelang kematian Colón)."
Rosa juga menerangkan, tidak ada catatan yang membuktikan bahwa Cristóbal Colón dilahirkan di Genoa. Bahkan, pemerintah Genoa sendiri tidak mengetahui nama ini.
Baca Juga: Fakta Muslim di Amerika, Leluhur Datang Bersama Columbus hingga Inspirasi Desain Patung Liberty
"Karena Don Cristóbal Colón tidak pernah menjadi bagian dari keluarga Kolombo dan mengingat bahwa dia tidak lahir di Genoa, seperti demikian, semua dokumen Genoa menjadi dicurigai sebagai penipuan dan harus disisihkan karena tidak menjadi bagian dari cerita Don Cristóbal Colón," terangnya.
"Teka-teki identitas Don Cristóbal menjadi jauh lebih rumit karena dokumen palsu Baltazar yang kemudian diterima sejarawan sebagai otentik dan terus diterima hingga saat ini. Mereka juga mengklaim secara salah bahwa nama keluarga Colón dan Colombo adalah sama."
"Baltazar Colombo muncul sebagai Baltazar Colon dalam beberapa dokumen gugatan, sesuatu yang tidak dapat diterima karena, seperti yang telah kami tunjukkan, kedua nama keluarga itu sangat berbeda artinya, dan kedua keluarga itu tidak berhubungan," simpul Rosa.
Baca Juga: Monumen Colombus, Kenangan Untuk Sang Penjelajah yang Kesasar
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR