World Oceans Day, 8 Juni 2014, diresmikan PBB sebagai waktu untuk merayakan keragaman yang luar biasa dari kehidupan di bawah gelombang, dan untuk fokus pada tantangan peningkatan muka laut, dari pengasaman polusi dan penangkapan ikan yang berlebihan.
Selama seabad terakhir, fotografi bawah laut telah menjadi salah satu cara yang paling penting bagi manusia untuk mengalami dan belajar tentang laut.
Teknologi untuk mendokumentasikan kedalaman telah membuat langkah besar. Kamera bawah laut yang bisa dikendalikan jarak jauh mengungkapkan wajah kedalaman yang sebelumnya tidak dapat ditembus seperti kerang-kerang kecil yang menempel pada tubuh paus, anjing laut, dan hiu menyediakan jendela baru ke perilaku hewan.
Kamera digital, sementara itu, telah mengakhiri masa ketika penyelam harus membawa banyak kamera dan tanpa henti kembali ke permukaan untuk mengganti film.
"Saya dulu menggunakan sepuluh kamera," kata fotografer bawah laut terkenal David Doubilet. "Total sepuluh kamera, 20 lampu, 12 peti peralatan. Yang terbaik Anda dapatkan dari sepuluh kamera itu adalah 350 gambar sebelum Anda harus naik ke permukaan, mengisi film dan kembali menyelam."
Sebuah kamera digital dapat menyimpan ribuan gambar pada kartu memori tunggal. Namun bahkan dengan meningkatnya kecanggihan peralatan, keterampilan fotografer masih penting. Fotografi bawah laut menyajikan tantangan, bahwa tidak perlu bersaing dengan fotografer darat. Namun cukup memberi perhatian pada subjek bidik.
"Hal pertama yang diinginkan ikan adalah tidak difoto," kata Doubilet. "Pada titik tertentu ikan harus melihat Anda. Ikan harus melakukan sesuatu. Anda tidak dapat membayar ikan untuk berpose. Anda tidak dapat bertindak seperti paparazi menikung ikan di sebuah klub malam."
Penulis | : | |
Editor | : | Kahfi Dirga Cahya |
KOMENTAR