"Ketika penebang untuk The Georgia Kraft Corp memotong bagian atas pohon ek kastanye untuk memuatnya ke dalam truk pengangkut, mereka melihat seekor anjing pemburu berwarna coklat dan putih mengintip mereka dari ruang kosong di batang kayu," tulis Kristin Hugo.
Hugo menuliskannya kepada Newsweek dalam artikel berjudul Photos: Strange Phenomenon Left Dog Stuck in Tree for Almost 60 Years Without Rotting, pada tahun 2018. "Diperkirakan anjing itu terjebak 20 tahun sebelum ia ditemukan menjadi mumi," tulis Hugo.
"Tetapi para penebang terlambat sekitar dua dekade untuk menyelamatkan anjing itu dari nasib buruknya. Yang tersisa hanyalah mumi anjing yang mengering, membatu dalam perjuangan abadi untuk melepaskan diri," tambahnya.
"Tahun itu, kira-kira sekitar tahun 1960, ketika anjing itu berlari ke dalam lubang di dasar pohon yang tegap berdiri setinggi 28 kaki. Dia anjing pemburu, jadi kami berasumsi bahwa dia mengejar sesuatu di pohon," ujar Dixon dalam tulisan Hugo.
Baca Juga: Singkap Peta Genetika yang Mengungkapkan Nenek Moyang Anjing Modern
Ketika pohon itu menyempit di bagian atas, anjing itu terjebak. Dia tidak berhasil menangkap mangsanya dan tidak dapat menarik dirinya keluar. "Ia tidak dapat melarikan diri, dia tetap terperangkap dan binasa di dalam sana," lanjutnya.
"Alih-alih para penebang ingin memanfaatkan pohon tersebut, mereka kemudian menyerahkan seluruh bagian pohon kepada Southern Forest World. Disanalah kita bisa menemukan Stuckie dalam keabadiannya," imbuh Hugo
Nama Stuckie dipilih melalui pemungutan suara. Secara voting dalam kontes yang diadakan oleh museum pada tahun 2002, nama "Stuckie" dipilih untuk mumi anjing yang malang itu.
"Pohon ek kastanye mengandung bahan yang menyerap kelembapan dan mengeringkan sekitarnya. 'Pengering' alami mencegah pembusukan anjing selama hampir 60 tahun," tulis Pinaz Kazi kepada International Business Times.
Artikelnya berjudul Mummy-like effect found on a dog that was stuck in tree for almost 60 years, here's how it happened, publikasi tahun 2018. Ia menjelaskan bahwa pohon ek kastanye dapat melakukan mumifikasi secara alamiah.
Baca Juga: Pertanyaan Sains: Siapa yang Lebih Pintar Antara Anjing dan Kucing ?
Kristina Killgrove, antropolog biologi di University of West Florida, mempelajari pembusukan pada manusia, kaitannya dengan mumifikasi, menjelaskan bagaimana pohon itu sendiri dapat mengawetkan anjing.
Umumnya, ketika seseorang atau hewan mati, mikroba dalam tubuh dibiarkan tidak terkendali oleh proses biologis yang membuat mereka tetap dapat mengalami pembusukan.
"Tanpa medium penjaga (di tempat terbuka), mereka (mikroorganisme dan bakteri) mulai memakan tubuh, dan kemudian mikroorganisme di usus memulai proses pembusukan. Berbeda halnya dengan pohon ek kastanye," lanjutnya.
"Lingkungan dengan kelembapan rendah menghentikan aktivitas mikroba. Posisi dan bentuk pohon, dengan udara yang bertiup ke atas, juga membantu Stuckie tetap dengan kondisi utuh," ungkap Killgrove dalam tulisan Kazi.
Baca Juga: Hasil Studi Ungkap Masyarakat Kuno Lakukan Perdagangan Anjing
Source | : | International Business Times,Newsweek |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR