Setelah perdebatan selama bertahun-tahun, air di Bulan dipastikan ada.
Air itu terjebak pada bebatuan Bulan meskipun permukaan Bulan lebih kering daripada gurun pasir di Bumi.
Adanya air di Bulan diharapkan dapat menopang kehidupan di Bulan atau mendukung misi manusia ke Mars suatu saat nanti.
Lalu dari mana air di Bulan berasal? Penelitian ahli kosmokimia dari Museum Sejarah Alam Nasional di Paris, Perancis, Alice Stephant, dan rekan yang dipublikasikan daring di Proceedings of the National Academy of Sciences, Senin (6/10) lalu menunjukkan bahwa air itu berasal dari angin Matahari.
Angin Matahari adalah aliran partikel energetik yang bersumber dari ledakan di Matahari. "Tak ada tanda-tanda air tersebut berasal dari batuan meteorit atau komet (seperti dugaan selama ini)," kata Alice.
Simpulan diperoleh setelah peneliti meneliti 45 bulir debu mikroskopis Bulan yang dibawa antariksawan NASA dari misi Apollo16 dan 17. (Lihat juga: Seperti Apa Bau Khas Debu Bulan?)
Dugaan awal, air di dalam debu berasal dari batuan meteorit dan air di luar debu dari batuan meteorit dan angin Matahari. Setelah menganalisis rasio deuterium dan lithium-6 pada air di debu Bulan, disimpulkan air di dalam maupun di luar debu Bulan semuanya berasal dari angin Matahari.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR