Badai yang merupakan ekor dari siklon yang mendera pesisir timur India itu mendekati para pendaki saat melintas Thorung La Pass. Kaki mereka terkubur oleh salju, saat berada di jalan setapak yang curam menuju tempat yang aman.
Dari seluruhnya, menurut Ramesh Dhamala dari Treking Agencies Association, Nepal, 244 orang berhasil mencapai tujuan mereka.
Harry Dahal, direktur dari Swissa, agen perjalanan para pendaki Israel, mengatakan sekitar 100 orang kliennya berencana melewati jalur itu saat badai terjadi, dan 40 orang masih hilang.
Tentara dan polisi Nepal memulai penyelamatan setelah kamis dini hari. Saat malam tiba, mereka berhasil melakukan 70 penyelamatan. Belasan pendaki aman tetapi masih tertahan di pondok-pondok terpencil. “Ini pengalaman mengerikan,” ujar Megreli, orang yang selamat dari hantaman badai. “Tampaknya semuanya baik-baik saja. Cuacanya baik. Jalurnya tak sulit. Hingga badai itu tiba,” ungkapnya.
Anggota kelompok Israel baru saja melintasi jalur itu dan akan turun menuju Muktinath saat angin menghantam, menerpa muka mereka dengan salju hingga sulit melihat. Jalur tersebut curam dan terbuka, tanpa suatu tempat pun untuk berlindung.
Saat salju meninggi, beberapa pendaki butuh lima menit untuk bergerak hanya selangkah, dan beberapa pendaki kehilangan sepatu mereka di salju. Linor Kajan, wanita pendaki yang selamat, mengakatan ia terpisah dari kelompok hingga seorang pemandu Nepal melihatnya dan menyeretnya ke kedai teh.
Shrestha, pejabat Trekking Agencies, mengatakan bahwa badai yang tiba-tiba ini tak pernah ia jumpai dalam 15 tahun karirnya. “Hujan saljunya tak turun hingga mereka mulai berjalan menuruni lereng,” katanya. “Kurang dari dua jam selanjutnya mereka tak bisa bergerak. Baik maju maupun mundur,” lanjutnya.
Pada hari rabu Shrestha menyelamatkan para pendaki, dan mengatakan bahwa banyak yang meninggal saat hampir mencapai Muktinath.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Yoga Hastyadi Widiartanto |
KOMENTAR