Di bawah pohon munggur, Marizal menatap kandang pelepasan Panti dan Petir. Hari itu, Marizal akan berpisah dengan Petir: seekor harimau sumatra yang telah dirawatnya sejak kecil. Tak ada gerak-gerik atau auman harimau dari dua kandang besi itu. Senyap.
Matahari terus bergeser ke titik tertinggi. Burung kirik-kirik biru beterbangan di angkasa menjemput mangsa.
"Keadaannya baik-baik saja. Asal jangan sering dilihat, nanti bisa stres," tutur Marizal dengan mata mengeriyip, menapis sinar matahari.
Pelepasan Petir membuat ayah tiga anak itu bagaikan kehilangan anak ke empat. Marizal terlalu banyak menyimpan kenangan bersama Petir. "Saya merawatnya sejak lahir, pasti banyak kenangan," ungkapnya lirih.
Satu hal yang kerap dikenangnya: Petir suka menyemburkan air. "Saat saya memberi makan atau membersihkan kandangnya."
Sedih atau gembira menyaksikan kucing besar berusia 3 tahun itu bakal lepas bebas? "Jengkel, tapi juga senang," tutur lelaki berusia 34 tahun ini.
"Sedih, tapi di depan kawan-kawan saya biasa-biasa saja. Rasanya di sini," imbuhnya sambil menepuk dada kirinya.
Petir punya dua saudara: Bintang dan Topan, yang ketiganya adalah anak-anak Panti. Di antara saudaranya, Petir dinilai paling siap dilepasliarkan. "Beratnya 120 kilogram. Ketiganya hampir sama bobotnya, tapi Petir lebih agresif mengejar dan membunuh mangsa," terang Marizal tentang harimau muda berusia tiga tahun itu.
Panti pernah dilepasliarkan pada 2010. Sekira setahun kemudian, Panti kembali terlihat di seputar areal Pusat Rehabilitasi Satwa Tambling Wildlife Nature Conservation. "Ada luka di jari tengah kaki depan sebelah kiri. Bolong kakinya," kenang Marizal.
Usai tiga minggu perawatan, Panti yang ternyata bunting, melahirkan tiga anak pada 26 Oktober 2011. Sepertinya, luka di kaki dan insting alami sebagai ibu telah mengantarkan Panti kembali ke Pusat Rehabilitasi.
Ibu Negara Ani Yudhoyono menyematkan nama bagi anak Panti: Petir, Bintang dan Topan. Foto-foto masa kecil ketiganya terpampang di pos Pusat Rehabilitasi Satwa. Mereka imut dengan mata syahdu. Menggemaskan.
Namun kini mereka telah menjadi kucing besar dengan loreng menyemburat di sekujur tubuhnya. Hari itu, 3 Maret 2013, tiga tahun berselang, Petir menjadi yang pertama mengarungi hidup bebas di belantara Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR