Penemuan ini belum diberi penanggalan secara pasti. Diketahui, artefak ini ditemukan dari lokasi yang berada di antara akhir periode Bizantium dan awal periode Islam mula-mula, sekitar abad ke-7 Masehi.
Namun, karena cincin serupa—lingkaran emas bertatahkan batu kecubung—adalah umum di era Romawi, benda ini mungkin milik seseorang yang tinggal di kota tersebut pada awal abad ke-3 Masehi.
Baca Juga: Arkeolog Israel Berhasil Temukan Prasasti Abjad Berusia 3.100 Tahun
Sci News melaporkan pihak IAA juga mengatakan bahwa penemuan kecil yang ditemukan dalam penggalian menceritakan kisah manusia dan menghubungkan mereka langsung dengan masa lalu. Menurutnya, sangat menarik untuk membayangkan bahwa pria atau wanita yang memiliki cincin itu berjalan dalam realitas berbeda dengan apa yang kita ketahui di Kota Yavne saat ini.
Sementara itu, batu kecubung kuno lainnya ditemukan dalam penggalian arkeologis, baru-baru ini. Berasal dari 2.000 tahun lalu, batu ini diambil oleh sukarelawan yang menyaring tanah dari galian di saluran drainase bawah tanah jalan utama yang menghubungkan Kolam Shiloah, di pinggiran Yerusalem, dengan Bukit Bait Suci (Temple Mount).
Batu tersebut juga kemungkinan disematkan pada sebuah cincin. Selain itu, terlihat adanya ukiran burung dan ranting, mungkin penggambaran pertama dari spesies tanaman alkitabiah yang dikenal dengan sebagai balm of Gilead atau kesemek.
Dalam kurun waktu dua dekade terakhir, para arkeolog telah menemukan bukti pemukiman di Yavne dimulai sejak lebih dari 3.000 tahun yang lalu. Di daerah yang sama di mana kilang anggur Bizantium telah ditemukan, sisa-sisa mesin pemeras anggur ditemukan berasal dari sekitar 2.300 tahun selama periode Persia.
Source | : | britannica,The Jerusalem Post,Sci News |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR