Penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature pada Senin (3/8) mengungkap bahwa kehidupan seks makhluk-makhluk primitif di muka bumi tak sesederhana yang diduga.
Fractofusus, salah satu makhluk multiseluler paling primitif, ternyata sudah mengenal dua macam mekanisme reproduksi, seksual maupun aseksual.
Secara aseksual, makhluk yang hidup di kedalaman sekitar 2 kilometer di bawah permukaan laut itu mengkloning dirinya sendiri. Hasil kloning menyebar ke wilayah perairan lain.
Sementara itu, secara seksual, makhluk tersebut mampu menghasilkan biji atau sel gamet. Hasil pembuahan akan menempati lokasi baru, kemudian mampu berkembang biak secara aseksual. Kompeksitas reproduksi makhluk itu mengejutkan ilmuwan.
"Kami benar-benar buta tentang cara reproduksi makhluk ini sebelum studi," kata Emily Mitchell dari University of Cambridge seperti dikutip BBC, Senin.
Untuk mengungkap kehidupan seksual makhluk itu, Mitchell meneliti fosil-fosil Fractofusus yang tersebar di perairan Newfoundland, Kanada.
Hasil pengamatan menunjukkan, tipe Fractofusus dan morfologinya menunjukkan keragaman metode reproduksi. Analisis statistik mengungkap penyebarannya.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kompleksitas reproduksi telah ada sejak 565 juta tahun lalu, masa ketika Fractofusus mendominasi.
Di sisi lain, riset juga memberi petunjuk tentang seks. Fractofusus mungkin adalah salah satu makhluk multiseluler pertama yang mengenal seks.
Fractofusus adalah makhluk primitif yang menarik. Walaupun telah punah, makhluk itu terus dikaji. Identitasnya saja belum jelas, apakah hewan atau tumbuhan.
Walau seperti tumbuhan karena menghasilkan biji, makhluk itu tidak mampu melakukan fotosistensis. Namun, Fractofusus dikatakan sebagai hewan juga tidak bisa karena tidak bergerak aktif.
Fractofusus adalah golongan rangeomorphs, makhluk multiseluler sederhana yang selnya memiliki dinding inti. Makhluk itu punah pada 540 juta tahun lalu.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR