Kesan militer langsung terasa ketika masuk ke areal wisata Benteng Van Der Wijck di Jalan Sapta Marga Nomor 100, Gombong, Kebumen. Tank besar dan sebuah patung tentara menjadi penyambut wisatawan yang hendak masuk ke komplek benteng.
Bangunan setinggi 10 meter dan didominasi warna merah menyala itu terlihat megah dengan dinding setebal 1,4 meter yang berdiri kokoh. Masuk ke dalam benteng, pengunjung langsung disambut lapangan besar di tengah benteng. Lapangan inilah yang menjadi lokasi pengambilan gambar adegan perkelahian diguyur hujan disertai mandi lumpur di film The Raid 2.
Kegagahan bangunan berbentuk segi delapan itu samakin terasa saat masuk ke dalam ruangan yang ada.
Hampir seluruh ruangan dibuat dari batu bata tebal, bercat putih dan memiliki bentuk setengah lingkaran. Bahkan, pintu besi dan jendela juga punya bentuk setengah lingkaran.
Di kiri pintu masuk utama, terdapat ruangan yang konon digunakan sebagai tempat penjaga. Tepat di samping ruang jaga, terdapat anak tangga berlorong sempit menuju lantai dua. Lorong ini hanya cukup dilalui dua orang jika berpapasan. Itu sebabnya, pengunjung harus antre jika ingin naik ke lantai dua.
Sebagai lokasi wisata, Benteng Van Der Wijck tidak hanya "menjual" bangunan bersejarah namun juga wahana wisata keluarga yang telah dikembangkan.Di sini tersedia kolam renang, kereta di atas benteng dan di komplek benteng, boom boom car juga terapi ikan. Penambahan fasilitas ini membuat pengunjung tak lagi didominasi kalangan anak muda. Sebagian besar justru anak-anak beserta orangtua.!break!
Mengunjungi benteng ini tak lengkap rasanya tanpa mencoba kereta di atas atap benteng. Dari kereta, pengunjung bisa melihat jelas pemandangan sekeliling benteng. Rasanya, seperti pasukan kolonial saat memeriksa keadaan di sekeliling benteng tatkala zaman penjajahan dahulu.
Berdasarkan keterangan "masinis" kereta atap Benteng Van Der Wijck, Suroso (49), sebagian besar wisatawan memang ingin mencoba wahana wisata tersebut.
"Hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk keliling naik kereta. Sensasinya tentu beda kalau hanya keliling benteng jalan kaki," ujar Suroso.
Pada hari biasa, pengunjung yang ingin menjajal kereta memang tidak banyak. Umumnya, ia sibuk seharian penuh tatkala akhir pekan atau hari libur nasional. Saat itu, pengunjung di Benteng Van Der Wijck cukup banyak.
Waktu paling nyaman mengendarai kereta di atas atap benteng adalah saat pagi atau sore hari. Jika siang, Anda harus rela tersengat matahari. Satu-satunya pelindung pengunjung dari terik matahari hanyalah atap kereta. Selain kereta di atas atap, pengunjung juga bisa berkeliling di komplek benteng seluas 7.168 meter persegi ini. Hanya merogoh kocek Rp 25 ribu, pengunjung sudah bisa menikmati dua wahana wisata pilihan.
Belum puas menikmati kemegahan benteng seharian? Anda bisa menginap. Di areal benteng, terdapat penginapan yang dulu digunakan sebagai barak Bentara Belanda.
Menurut penjaga hotel, Tiyan, terdapat 65 kamar di hotel tempatnya bekerja. Tipe kamar hotel di Benteng Van Der Wijck terbagi menjadi empat kelas. Yakni, standart room, deluxe room, falmily room dan group room.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR