Sebaiknya Anda berpikir dua kali untuk melemparkan sembarangan peralatan makan plastik setelah makan siang. Anda tak akan pernah tau di mana mereka bisa berakhir.
Garpu plastik seseorang berakhir di tempat yang tak seharusnya. Lubang hidung penyu! Tapi penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) ini cukup beruntung karena ia ditangani oleh beberapa peneliti andal yang menemukannya di pantai Costa Rica. [Baca juga: Tahun 2050, 99% Burung Laut di Seluruh Dunia Akan Menelan Plastik]
“Saya menguji seberapa dalam benda itu masuk ke dalam lubang hidungnya, dan ternyata memang sangat dalam!” kata Nathan Robinson, anggota organisasi konservasi penyu Leatherback Trust dalam sebuah postingan blognya. Dalam video di bawah ini, Robinson dan timnya mengeluarkan garpu dari hidung penyu.
Mengetahui bahwa mereka bermil-mil jauhnya dari dokter hewan terdekat, Robinson mengambil keputusan cepat untuk mengatasi keadaan darurat ini. Ia meminta bantuan dua ahli biologi untuk menahan penyu dan menggunakan pisau lipatnya untuk mengeluarkan garpu dengan sangat hati-hati.
“Tak lama kemudian, penyu mulai bergerak kembali ke laut,” ujar Robinson.
“Ia tampak sehat dan aktif, kami melihatnya hingga ia memasuki air dan berenang pergi,” tambahnya.
Awal tahun ini, ia juga mengeluarkan sedotan plastik sepanjang 4 inci dari lubang hidung penyu lain.
“Garpu plastik ini seperti jerami, mungkin dimakan oleh penyu. Ketika ia mencoba memuntahkannya, alih-alih keluar melalui mulut, justru keluar lewat lubang hidungnya,” tulis Robinson dalam postingan Facebooknya.
Sekitar 8 juta ton sampah plastik berakhir di lautan kita setiap tahun. Jika kita tidak mengurangi jumlah sampah plastik yang kita buat, angka itu akan berlipat ganda menjadi 17,5 ton per tahun pada 2025.
“Saya memang bisa mengeluarkan garpu, tapi tak terhitung jumlahnya hewan lain yang menderita sampah plastik di lautan kita,” ujar Robinson. “Usaha kita semua untuk mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang plastik akan membuat perbedaan,” pungkasnya. [Baca: Laut Jadi Kolam Raksasa Sampah]
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR