Untuk pertama kalinya sejak 2008, Afrika Selatan telah mengalami penurunan perburuan badak. Tahun lalu, sejumlah 1.175 badak berhasil diburu. Jumlah ini lebih rendah 40 ekor dari jumlah tahun 2014, tetapi masih jauh lebih tinggi dari 13 badak yang tewas pada 2007.
"Mengingat bahwa ini adalah dalam rangka menghadapi peningkatan dan penurunan aktivitas perburuan ke kawasan lindung. Ini adalah berita yang sangat, sangat baik," kata Edna Molewa, Menteri Afrika Selatan untuk Departemen Lingkungan, yang mengumumkan Statistik tersebut pada Kamis (21/1) pagi.
Perburuan di Taman Nasional Kruger, yang merupakan rumah bagi 8.400 dan 9.300 badak, telah meningkat. Molewa mengatakan 202 pemburu ditangkap di taman tahun lalu, dan 115 lainnya ditangkap di luar Taman Nasional. Afrika Selatan adalah rumah bagi sekitar 19.700 badak, sekitar 80 persen dari populasi dunia.
Meskipun terjadi penurunan dalam perburuan badak, angka tersebut tetap sangat tinggi.
"Sebagai pemerintah Afrika Selatan terus meningkatkan upaya untuk menghentikan perburuan satwa liar, angka-angka ini mengingatkan kita akan urgensi secepatnya dalam mengatasi krisis ini di semua lini," kata perwakilan World Wildlife Fund, Ginette Hemley dalam siaran pers.
Penurunan perburuan di Afrika Selatan diimbangi dengan meningkatnya perburuan badak di negara tetangga Zimbabwe dan Namibia. TRAFFIC, kelompok pemantau perdagangan satwa liar, memperkirakan kematian perburuan badak setidaknya sejumlah 1305 ekor sepanjang tahun 2015.
"Untuk Afrika secara keseluruhan, ini adalah tahun terburuk dalam beberapa dekade untuk perburuan badak," kata perwakilan TRAFFIC, Tom Milliken dalam siaran pers.
Pertumbuhan perburuan selama beberapa tahun terakhir idorong oleh permintaan cula badak di Vietnam, di mana beberapa orang percaya bahwa tanduk memiliki khasiat sifat obat.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR