Kamis malam (31/3) satu tim ahli melakukan putaran kedua pemindaian radar di makam Raja Tutankhamun. Hal ini kembali dilakukan, karena arkeolog terus menyelidiki teori bahwa terdapat ruang-ruang tersembunyi di balik dinding batu kapur makam Raja Tut.
(Baca : Masih Ada Ruang Rahasia yang Belum Terkuak di Makam Raja Tutankhamun)
“Kami tidak bisa bicara tentang hasilnya sekarang," kata Khaled El-Enany berterus terang. El-Enany merupakan Menteri Barang Antik Mesir yang baru dilantik. Ia mewakili tim ahli menyatakan hal tersebut dalam konferensi pers Jumat (1/4) pagi. Ia juga memperkirakan bahwa setidaknya dibutuhkan waktu hingga seminggu untuk menganalisis data. Data yang dikumpulkan dari pemindaian kali kedua tersebut telah dikirim ke ahli di Mesir dan Amerika Serikat.
Perwakilan tim lainnya mencatat bahwa terdapat beberapa anomali dalam pembacaan data awal, tetapi mereka tetap menyerukan kehati-hatian untuk dilakakukan studi lebih lanjut. Mereka juga belum melihat adanya bukti untuk teori.
Pemindaian radar makam dan pro kontra
Penyelidikan ini dimulai karena makalah provokatif yang diterbitkan Juli 2015 lalu oleh Nicholas Reeves. Reeves adalah Egyptologist (ahli Mesir Kuno) asal Inggris. Ia berpendapat bahwa makam Tutankhamun mungkin masih memiliki tempat pemakaman lain yang belum ditemukan, yakni makam dari Nefertiti. (Baca : Mencari Nefertiti, Mesir Eksplorasi Makam Raja Tut)
Nefertiti secara luas diyakini sebagai ibu tiri Tut. Beberapa tahun terakhir penerimaan akan gagasan ini telah meningkat. Hanya saja para ahli Mesir Kuno cenderung bersikap skeptis bahwa makam Nefertiti terletak di balik tembok makam Tut. Selain itu belum ada bukti fisik nyata, jika memang terdapat individu tertentu yang menempati kamar tersembunyi.
Kemungkinan keberadaan ruangan ini didasarkan dengan pencitraan berteknologi tinggi. Titik awal teori Reeves adalah serangkaian pemindaian laser yang memetakan tekstur ruang pemakaman Tut secara detail. Pengujian ini memang belum pernah dilakukan sebelumnya. Pemindaian ini mengungkapkan serangkaian garis lurus yang mengindikasikan koridor dan pintu yang menempel pada dinding utara dan barat makam Raja Tut.
Bulan lalu, Mamdouh El Damaty, menteri sebelum El-Enany, menyatakan bahwa ia, 90 persen meyakini terdapat ruang rahasia di makam Raja Tut. Komentarnya didasarkan pada serangkaian pemindaian radar yang dilakukan November lalu oleh Hirokatsu Watanabe, seorang spesialis radar Jepang. Watanabe juga mengatakan bahwa ia mendeteksi bukti organik dan logam di balik dinding. Sejak itu pula lah, klaim Watanabe dikritik oleh sejumlah ahli radar dan ahli Mesir Kuno. (Baca : Logam dan Bahan Organik Terdeteksi di Makam Tutankhamun)
"Radar itu tidak ilmiah," kata Zahi Hawass, mantan menteri barang antik Mesir dan salah satu akademisi paling berpengaruh di Mesir. Hawass telah sangat vokal dalam kritiknya terhadap teori Reeves ini, ia menyerukan untuk di lakukan penyelidikan yang lebih menyeluruh. "Radar adalah seni," kata Hawass pada pekan lalu.
Pemindaian radar minggu ini dirancang untuk membuat satu set data yang lebih lengkap. Nantinya data akan ditinjau oleh para ahli dan akademisi. Pemindaian dilakukan mulai pukul lima sore, setelah Lembah Para Raja tertutup untuk wisatawan.
Tim yang disponsori oleh National Geographic Society bekerja sepanjang malam, melakukan lebih dari 40 pemindaian individual. Mereka mengamati dinding di lima ketinggian yang berbeda, beralih antara dua antena radar dengan frekuensi 400 dan 900 megahertz.
Eric Berkenpas menjelaskan kegunaan dua antena radar. "Salah satunya untuk persepsi kedalaman, dan satu untuk persepsi fitur," kata Berkenpas. Ia merupakan seorang insinyur listrik di National Geographic yang didampingi Alan Turchik, seorang insinyur mekanik.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR