Yang paling menarik dari pengamatan ini adalah keterlibatan Teleskop Kepler yang biasanya mencari planet di bintang lain. Kali ini, teleskop Kepler justru mengintip ke lokasi yang lebih dekat. Halaman belakang Tata Surya kita. Dalam pengamatan ini, Kepler dalam misi barunya K2, mencari perubahan cahaya yang redup pada benda-benda di Tata Surya dalam hal ini komet, asteroid, satelit, dan planet katai. Kemampuan K2 dalam mengenali perubahan cahaya yang sangat kecil memberi keuntungan untuk melihat perubahan kecerlangan benda-benda kecil di Tata Surya saat mereka berotasi.
Hal ini tentu sangat diperlukan mengingat benda-benda redup di area tepi Tata Surya hanya tampak sebagai titik cahaya redup yang hampir tak tampak di langit meskipun jaraknya terhitung dekat. Masih di dalam Tata Surya. Akibatnya, para pengamat juga sulit menentukan apakah cahaya yang diterima berasal dari obyek kecil dan terang ataukah obyek besar dan gelap.
Dalam pengamatan ini, diketahui diameter 2007 OR10 menjadi 1535 km atau 100 km lebih besar dari ukuran Makemake atau sekitar 1/3 ukuran Pluto.
Kolaborasi Kepler dan Herschel sangat penting karena pantauan keduanya memberikan hasil yang lebih presisi. Dalam pengamatan yang dilakukan Herschel sebelumnya, diameter 2007 OR10 diperkirakan 1280 km tanpa memperhitungkan rotasi. Pengamatan K2 yang melihat lambatnya rotasi 2007 OR10 menjadi informasi yang sangat penting untuk melihat perubahan kecerlangan di seluruh permukaan.
Kolaborasi pasangan Teleskop Herschel dan K2 inilah yang mengungkap keberadaan 2007 OR10 sebagai obyek tanpa nama terbesar di Tata Surya dan ketiga terbesar di antara planet-planet katai. Dari pengamatan Kepler, para astronom bisa mengukur jumlah cahaya yang dipantulkan 2007 OR10 sedangkan Herschel menyajikan jumlah cahaya yang diserap untuk kemudian dipancarkan kembali sebagai panas. Saat kedua data ini dikombinasikan, maka diperoleh ukuran 2007 OR10.
Hasilnya, ukuran planet kerdil 2007 OR10 lebih besar 250 km dari perhitungan sebelumnya. Semakin besar sebuah benda, gravitasinya juga semakin besar. Selain itu, 2007 OR10 juga diketahui memiliki permukaan yang sangat gelap diketahui dari jumlah cahaya yang dipantulkan oleh si planet katai tersebut. Permukaan yang gelap ini juga yang membedakan 2007 OR10 dari planet katai lainnya yang lebih terang.
Pada pengamatan awal, 2007 OR10 diketahui lebih merah karena kehadiran es metana di permukaan. Dari hasil kolaborasi Kepler dan Herschel, diperkirakan planet katai ketujuh ini diselimuti es metana, karbon monoksida dan nitrogen yang mudah menguap dan hilang di angkasa.
Dari sisi ukuran dan persyaratan, 2007 OR10 sudah bisa dikategorikan sebagai planet katai dan layak untuk diberi nama seperti halnya Pluto, Eris, Haumea dan Makemake, planet-planet kerdil di area Sabuk Kuiper.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR