Berapa kali Anda membasuh wajah menggunakan sabun pencuci wajah yang mengandung scrub dalam sehari?
Satu? Dua? atau malah tiga kali?
Dalam scrub yang terdapat pada produk perawatan kulit, sering kita jumpai butiran-butiran halus yang berfungsi untuk meluruhkan sel-sel kulit mati. Butir-butir halus itu biasa disebut microbeads, terbuat dari partikel kecil plastik, dengan diameter kurang dari 5 mm. Meski ukurannya kecil mungil, mungkin Anda akan terkejut jika mengetahui apa yang bisa dilakukan oleh microbeads.
Para peneliti di Universitas Plymouth menemukan bahwa setiap kali kita mencuci wajah menggunakan produk kosmetik mengandung scrub, 94.500 microbeads “lepas” bersama air limbah.
Butir-butir plastik mungil yang juga terdapat pada pasta gigi itu terlalu kecil untuk disaring dalam sistem pengolahan limbah, sehingga pada akhirnya akan sampai juga ke lautan.
Microbeads merupakan salah satu polutan yang paling berbahaya di laut. Ikan-ikan di lautan kerap kali memakan microbeads karena salah mengira sebagai plankton. Selain itu, microbeads dapat membunuh terumbu karang mati kelaparan karena menyumbat sistem pencernaannya.
Sekali dimakan oleh hewan laut, microbeads dapat merambat naik di rantai makanan, hingga akhirnya mengenai manusia.
“Microbeads dapat menyebabkan kerusakan serius pada kehidupan laut karena menghasilkan bahan kimia beracun. Mereka bahkan bisa berakhir dalam santapan laut yang tersaji di piring makan kita,” kata Louise Edge, aktivis organisasi lingkungan global Greenpeace.
Penggunaan microbeads telah dilarang di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Kanada dan Inggris. Para aktivis lingkungan terus mendesak perusahaan-perusahaan kosmetik untuk menghentikan penggunaan microbeads dalam produk-produk mereka.
Sebenarnya, selain microbeads banyak bahan-bahan alami yang dapat tetap membersihkan sel-sel kulit mati, di antaranya beras, alpukat, dan tebu.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR