Setelah sepuluh tahun dinyatakan punah, sekelompok konservasionis amatir yakin bahwa mereka melihat pesut Yangtze atau Baiji, di aliran Sungai Yangtze di Cina Timur.
Dalam wawancara terbaru dengan perwakilan publikasi dari Pemerintahan Cina Sixth Tone, penyidik amatir bernama Song Qi mengaku telah melihat Baiji pada 4 Oktober dalam ekspedisi tujuh hari.
<p“Pengakuan ekstrem untuk penemuan atas spesies punah memerlukan bukti yang kuat. Saya akan sangat senang apabila terdapat bukti yang kuat sehingga bisa berkata bahwa Baiji tidak punah. Namun, ini bukanlah demikian,” tulis Turvey.
“Tidak ada makhluk lain yang dapat melompat keluar dari Yangtze seperti itu,” kata Song kepada Sixth Tone. “Semua saksi mata yang meliputi nelayan merasa yakin bahwa itu adalah lumba-lumba Baiji.”
Jika penampakan mengenai penampakan tersebut adalah benar, peristiwa itu akan mengejutkan para ahli biologi. Pesut mungil dengan pengelihatan tak baik itu berwarna putih. Dia dijuluki sebagai ‘Dewi Yangtze’. Pada 2006, para peneliti telah menyatakan spesies tersebut punah setelah survei yang dilakukan selama enam minggu dan tidak membuahkan hasil.
Populasi pesut Yangtze menyusut pada akhir abad ke-20. Jumlahnya menurun dari 400 ekor pada 1979-1981, dan menyisakan 13 ekor pada akhir 1990-an. Penurunan jumlah tersebut disebabkan oleh penangkapan ikan lokal, tertabrak perahu, pembangunan bendungan, dan polusi dari ribuan tanaman berbahan kimia.
Menurut pengakuannya sendiri, Song bukan seorang ahli Baiji dan tidak bisa meyakinkan publik bahwa dia melihat seekor Baiji. Ditambah lagi dengan kelompoknya yang tidak dapat membuktikan dengan foto atas penemuan tersebut. Dalam surat elektronik, pelestari biologi bernama Steven Turvey dari Zoological Society London, menanggapi dingin tentang penemuan Baiji yang masih hidup dan sehat.
“Pengakuan ekstrem untuk penemuan atas spesies punah memerlukan bukti yang kuat. Saya akan sangat senang apabila terdapat bukti yang kuat sehingga bisa berkata bahwa Baiji tidak punah. Namun, ini bukanlah demikian,” tulis Turvey yang berpartisipasi dalam survei pesut pada 2006 dan menyatakan spesies ini sudah punah.
Wisatawan berjalan melewati paddlefish yang diawetkan dan dipamerkan di Yangtze River Fishery Research Institute, Jingzhou, Cina. Spesies terancam punah ini hidup di Sungai Yangtze dan merupakan ikan air tawar terbesar di dunia. Sayangnya, aktivitas pemancingan berlebih dan pembangunan dam, membuatnya makin berada di tepi kepunahan. Spesies ini tidak terlihat lagi sejak tahun 2003.. (Zeb Hogan/NGM)
Penulis | : | |
Editor | : | endah trisulistiowaty |
KOMENTAR