Baterai yang bisa dilepas sebelumnya selalu menjadi fitur standar ponsel Galaxy seri flagship, sebelum mulai menghilang seiring dengan diadopsinya faktor bentuk unibody.
Jika saja Samsung memakai baterai yang bisa dilepas untuk Galaxy Note 7, efek persoalan Galaxy Note 7 terhadap perusahaan tersebut tidak akan sebesar sekarang, begitupun dengan dampaknya terhadap lingkungan.
Apa daya, Samsung memilih untuk menanam baterai built-in yang dilekatkan dengan lem sehingga sangat sulit untuk diperbaiki maupun didaur ulang.
Nasi sudah menjadi bubur, namun setidaknya para pabrikan smartphone bisa belajar dari kasus ini. Seperti halnya kebocoran minyak yang memberikan peluang mencoba teknik pembersihan baru, recall massal mungkin bisa membuahkan metode daur ulang ponsel yang lebih efisien.
Penulis | : | |
Editor | : | endah trisulistiowaty |
KOMENTAR