Sebuah tes untuk menentukan kemungkinan kanker payudara dapat tersedia dalam lima tahun mendatang, setelah sebuah terobosan penelitian berhasil mengidentifikasi lebih dari 70 varian gen yang menempatkan wanita pada risiko yang lebih besar terhadap penyakit ini.
Terobosan tersebut, yang dipimpin oleh Queensland Institute of Medical Research (QIMR), telah menemukan 72 penanda genetika yang sebelumnya tidak pernah ada terkait dengan kanker payudara.
Temuan ini diharapkan dapat memungkinkan para peneliti mengembangkan tes yang dapat tersedia untuk umum dalam kurun waktu lima tahun mendatang.
Tes tersebut akan ditawarkan kepada wanita dengan riwayat keluarga dengan kasus kanker payudara yang kuat untuk menentukan apakah mereka harus mempertimbangkan pemindaian atau pembedahan dini.
Profesor Georgia Chenevix-Trench dari QIMR mengatakan bahwa para periset belum mengetahui mengapa penanda genetik itu ada, namun telah berhasil mendapati mereka umum terdapat pada pasien kanker payudara.
"Beberapa dari mereka tampaknya berada di jalur yang kami prediksi penting ... seperti irama siklani atau bagaimana Anda merespons siang hari," katanya.
"Itu mungkin sesuai dengan fakta bahwa kerja shift adalah faktor risiko kecil untuk kanker payudara.
"Hal itu, pada gilirannya, dapat menyebabkan perawatan baru dan bahkan mungkin pencegahan."
\'Semua orang mengira hanya terjadi sekali saja\'
Para peneliti mengatakan bahwa wanita yang menghadapi risiko kanker bawaan yang lebih tinggi memiliki kombinasi varian langka pada gen seperti BRCA1 dan BRCA2, serta beberapa penanda genetik yang baru ditemukan namun kurang serius.
Penderita kanker Josie Dietrich, 43, mengatakan bahwa jika saja dia tahu tentang susunan genetiknya, dia bisa mencegah pertarungan panjang dan berat dengan kasus kanker payudara yang agresif.
Wanita asal Brisbane itu didiagnosis kanker payudara empat tahun setelah ibunya meninggal karena kanker payudara hanya pada usia 56 tahun.
Tapi karena ibunya adalah wanita pertama di keluarganya yang terkena kanker payudara, dokter menduga itu adalah anomali.
Dietrich mengatakan jika sebuah tes telah tersedia setelah kematian ibunya, dia pasti akan melakukan tes tersebut.
"Itu akan memberi saya indikasi tentang proses seperti apa yang bisa saya lakukan setelah kematian ibu karena semua orang menganggapnya hanya terjadi sekali saja, itu sesuatu yang tidak biasa, tapi tidak kalau ada gen yang dapat melewati batas tersebut," katanya. .
Studi global mempersempit penanda genetik
Studi QIMR, yang menganalisis data dari lebih dari 250.000 wanita di seluruh dunia, menemukan varian genetik yang rawan risiko tidak terkait dengan karakteristik fisik apapun.
Profesor Chevenix-Trench mengatakan bahwa faktor risiko genetik yang diketahui akan tetap tidak terlihat sampai tes tersedia.
Dietrich telah bebas dari kanker selama delapan tahun namun payudara, ovarium, rahim dan leher rahimnya telah diangkat untuk mencegah penyebaran kanker dan masih memerlukan pengobatan setiap hari.
"Jika Anda bisa menghentikan bahkan mengembangkan kanker payudara melalui pengujian ini, jika tersedia sebuah tes yang keluar dari sana, itu amat sempurna."
Penelitian yang dilakukan dengan berkolaborasi bersama 300 institusi di seluruh dunia, telah dipublikasikan di jurnal Nature and Nature Genetics.
Sumber asli artikel dari Australia Plus. Baca artikel sumber.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR