National Physical Laboratory (NPL) di Inggris merilis kartu Natal terkecil di dunia pada Desember 2017 lalu. Kartu Natal ini berukuran 15x10 mikron yang artinya lebih kecil dari ukuran rambut manusia (50-80 mikron). Sekadar info, 1 mikron adalah 1/1.000.000 meter. Bayangkan sebesar apa kartu tersebut.
Jika Anda terkejut dengan ukuran kartu tersebut, Anda akan lebih terkejut sekaligus bangga dengan apa yang telah dilakukan oleh LIPI. LIPI melalui Pusat Penelitian (Puslit) Fisika di Laboratorium Focused Ion Beam (FIB) menciptakan dan merilis kartu ucapan tahun baru 2018 dengan ukuran serupa.
Kartu tersebut berukuran hampir sama dengan kartu Natal NPL, hanya saja sisi panjang kartu ini sedikit lebih panjang, yakni 25 mikron atau sebesar virus polio.
Kartu ucapan ini diukir di atas materi wafer silikon dengan menggunakan energi yang dihasilkan dari tembakan ion galium yang difokuskan. Alat yang digunakan adalah Dual-Beam FIB yang dimiliki oleh Puslit Fisika LIPI, dan menjadi satu-satunya Dual-Beam FIB yang ada di Indonesia.
Kepala Puslit Fisika LIPI, Dr. Rike Yudianti juga menyatakan, fasilitas Dual-Beam FIB ini terbuka untuk masyarakat luas. "Semua kalangan boleh memanfaatkannya. Kita bisa riset bersama nanti. Boleh dari kalangan mahasiswa, dosen, peneliti swasta, industri, bahkan kalangan pelajar, semua bisa manfaatkan. Silahkan berkunjung dan kontak kami. Tidak hanya FIB, alat lain yang kami punya seperti TEM, SEM, XRD, BET, FTIR, dan yang lain-lain juga bisa dimanfaatkan," tuturnya.
Keberhasilan dalam pembuatan kartu ucapan tahun baru dengan teknologi terkait ini menjadi penanda majunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhasil dicapai oleh peneliti dalam negri.
"Kami bertekad untuk terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Ini adalah salah satu itikad kami para peneliti untuk memperkenalkan teknologi terbaru yang Indonesia miliki kepada masyarakat luas,” ungkap Dr. Eni Sugiarti, Peneliti dan pakar karakterisasi nano material Puslit Fisika LIPI.
Dual-Beam FIB dilengkapi dengan empat detektor yang terdiri dari Secondary Electron, Back Scattered Electron, Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), dan Electron Backscattered Diffraction (EBSD). Alat ini juga dilengkapi oleh omniprobe in-situ pick up system.
Dengan empat detektor, teknologi Schottky Field Emitter Gun (FEG), Galium Liquid Metal Ion source, (GIS) material carbon, tungsten dan platina maka peralatan ini dapat berfungsi sebagai :
Dengan adanya teknologi ini, Rike berharap kualitas penelitian di Indonesia akan terus meningkat dan mampu bersaing dengan negara lain.
(Sumber: LIPI)
Penulis | : | 1 |
Editor | : | dian prawitasari |
KOMENTAR