Tiga tahun kemudian, pemimpin Turkmenistan menyatakan daerah di sekitar kawah berapi sebagai cagar alam. Mereka membuat tempat ini menjadi atraksi wisata ikonik negara itu. Ribuan orang melakukan perjalanan untuk mengunjunginya setiap tahun.
Berdymukhamedov bahkan merekam video dirinya di mobil reli pada tahun 2019 mengitari kawah untuk membantah rumor kematiannya.
Tapi sekarang tampaknya otokrat berusia 64 tahun itu telah berubah pikiran. Ia mungkin sudah muak dengan atraksi wisata paling populer di Turkmenistan.
Pemimpin Turkmenistan akhirnya ingin menutup Gerbang Neraka yang telah terbakar terus menerus di gurun Karakum negara itu selama lima dekade.
Dalam siaran 8 Januari di saluran TV pemerintah Turkmenistan, Presiden Gurbanguly Berdymukhamedov mendesak para pejabat untuk "menemukan solusi untuk memadamkan api”. Selain memengaruhi kesehatan, Gerbang Neraka ini juga menyebabkan negara itu kehilangan peluang bisnis.
Turkmenistan berada di peringkat keempat untuk cadangan gas alam terbesar di dunia. Sebagian besar perekonomian negara bergantung pada ekspor gas.
"Kami kehilangan sumber daya alam yang berharga di mana kami bisa mendapatkan keuntungan yang signifikan. Keuntungan ini dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat," kata Berdymukhamedov.
Pemerintah akan terus menciptakan semua kondisi yang diperlukan untuk pengembangan sumber daya hidrokarbon kolosal demi kepentingan rakyat, tuturnya menjelaskan keputusan untuk menghentikan kobaran api.
Para menteri Turkmenistan pun diperintahkan oleh Berdimuhamedov untuk mencari ahli dari berbagai belahan dunia. Tujuannya untuk membantu menutup Gerbang Neraka untuk selamanya.
Apakah ini bisa dilakukan? Kita harus menunggu dan melihat.
Baca Juga: Berjulukan Sumur Neraka, Seperti Apakah Dasar Sumur Barhout di Yaman?
Source | : | livescience |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR